Bisnis.com, MATARAM - PT. Jamkrida NTB Bersaing bukukan laba Rp1,4 miliar pada 2021 atau naik 10 persen dari laba 2020 yang nilainya Rp1,2 miliar.
Direktur Utama Jamkrida NTB Lalu Taufik Mulyajati menjelaskan laba secara konsisten tumbuh selama 3 tahun terakhir walaupun di tengah pandemi Covid-19. "Kami bisa menjaga laba tumbuh positif, walaupun pada 2021 nilai klaim asuransi juga mengalami peningkatan," jelas Taufik, Rabu (19/1/2022).
Dengan laba Rp1,2 miliar, Jamkrida NTB menyetorkan dividen ke pemegang saham Rp800 juta pada 2021. Dividen tersebut naik 10 persen dibanding 2020 yang nilainya Rp700 juta. Pemegang saham di Jamkrida NTB saat ini Pemprov NTB sebagai pemegang saham mayoritas, Pemkot Mataram, Pemkab Lombok Barat, Pemkab Lombok Tengah, Pemkab Kabupaten Bima dan Pemkot Bima.
Baca Juga
Nilai klaim asuransi pada 2021 sejumlah Rp3 miliar atau naik 100 persen dibandingkan klaim 2020 dengan jumlah Rp1,5 miliar. Klaim penjaminan mayoritas datang dari kredit konsumtif di BPR. "Klaim sektor konsumtif porsinya 70 persen, sektor produktif 30 persen. Sesuai dengan porsi kredit di BPR yang memang masih dominan dari sektor konsumtif," ujar Taufik.
Taufik sedang mendorong Pemkab lainnya yang belum menyertakan modal di Jamkrida untuk ikut menyertakan modal. Pemkab yang belum menyertakan modal yakni Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat dan Sumbawa.
"Kami akan silaturahmi Bupati di kabupaten yang belum menyertakan modal. Karena manfaat Jamkrida bisa dirasakan langsung oleh UMKM, di Lombok Barat saja nilai penjaminan UMKM yang sudah kami bayarkan Rp2 miliar dan itu juga membantu menurunkan NPL UMKM di BPR," ungkapnya. (K48)