Bisnis.com, MATARAM - Jenazah PMI asal Nusa Tenggara Barat yang menjadi korban kapal tenggelam di perairan Johor Bahru Malaysia dalam proses pemulangan.
Data dari Unit Pelaksana Tugas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UPT BP2MI) NTB menyebutkan jenazah yang akan dipulangkan ke NTB berjumlah tujuh orang dari 11 jenazah yang teridentifikasi. Proses pemulangan dari Johor Bahru akan menggunakan jalur laut ke Batam pada Kamis (23/12/2021) selanjutnya dari Batam ke Lombok menggunakan pesawat.
Identitas tujuh jenazah tersebut Bangsal Udin, Syech Mulachela, dan Sopian yang berasal dari Lombok Tengah. Ahmad Abdullah Patoni, Julia Ningsih, Herman, dan Juminah berasal dari Lombok Timur.
Kepala BP2MI NTB Abri Danar Prabawa menjelaskan tujuh jenazah tersebut akan sampai di Lombok pada Jumat (24/12/2021).
"Pemulangan tujuh jenazah dilakukan secara tiga gelombang, gelombang pertama pemulangan 3 orang korban yaitu Bangsal Udin dan Syech Mulachela asal Lombok Tengah serta Ahmad Abdullah Patoni asal Lombok Timur. Jenazah 3 orang ini dijadwalkan berangkat dengan pesawat Batik Air ID6863 rute Batam Jakarta dilanjutkan Pesawat Lion Air, JT654 rute Jakarta Lombok dengan perkiraan kedatangan di Bandara pukul 14.15 WITA," jelas Abri dikutip dari rilis, Kamis (23/12/2021).
Pemulangan gelombang kedua akan memberangkatkan korban Sopian dan Julianingsih, keduanya akan diterbangkan dari Batam ke Jakarta pukul 12.15 pada 24 Desember 2021. Sedangkan pemulangan gelombang ketiga membawa korban Herman dan Juminah yang akan diterbangkan pukul 13.00 WIB dari Batam ke Jakarta.
Baca Juga
"Empat jenazah secara bersamaan diterbangkan ke Lombok pada Sabtu (25/12/2021) dari Jakarta," ujar Abri.
Pengantaran jenazah ke rumah duka di Lombok Tengah dan Lombok Timur akan difasilitasi oleh pemerintah daerah. "Pembiayaan pemulangan jenazah ditanggung oleh pemerintah baik dari Kementerian Luar Negeri dan Pemda NTB," kata dia.
Selain itu, BP2MI bersama Polda NTB berkoordinasi untuk melakukan investigasi mafia yang memberangkatkan masyarakat NTB ke Malaysia secara ilegal. "Kami sudah koordinasi dengan Polda NTB untuk mengungkap sindikat penempatan PMI ilegal ke Malaysia," ujar Abri. (K48)
