Bisnis.com, MATARAM - Terpuruknya sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19 membuat Lombok Utara mulai menata sektor pertanian untuk menopang ekonomi daerah.
Akibat pandemi Covid-19, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lombok Utara berkurang Rp300 miliar karena hilangnya pendapatan dari pajak dan retribusi sektor pariwisata. Bupati Lombok Utara menjelaskan potensi pertanian yang bisa menjadi andalan perekonomian daerah di masa mendatang.
"Kami memulai pemerintahan di tengah kondisi sulit, PAD berkurang Rp300 miliar karena sektor pariwisata terpuruk. Pertanian saat ini menjadi sektor andalan sehingga usaha pertanian harus dikembangkan agar maju," jelas Sjamsu, Selasa (5/10/2021).
Bupati menjelaskan ekonomi Lombok Utara tidak bisa hanya bergantung pada sektor pariwisata saja karena memiliki kerentanan jika terjadi bencana wabah seperti pandemi Covid-19.
"Lombok Utara harus menata sektor lainnya, seperti pertanian, karena PDRB dari pertanian 25 persen, sangat besar. Kita tidak boleh lagi bergantung di sektor pariwisata saja," ujar Sjamsu.
Komoditas yang sangat potensial di Lombok Utara antara lain vanili, bawang merah, porang, kopi, hingga kelapa di wilayah pesisir. Vanili, kopi sendiri sudah menjadi komoditas ekspor. Potensi kopi di Lombok Utara mencapai 2000 hektar, ekspor kopi sudah dilakukan ke Korea Selatan dan saat ini diminati oleh Turki.
Baca Juga
Kepala BI NTB Heru Septaji menjelaskan sektor pertanian menjadi harapan pertumbuhan ekonomi ditengah pandemi Covid-19, selain itu potensi ekspor beberapa komoditas harus dimanfaatkan.
"Jika sektor pertanian bisa kompetitif, terutama untuk komoditas ekspor, maka perekomian daerah akan semakin besar tentu akan berdampak pada PDRB Lombok Utara," ujar Heru.
Heru menjelaskan pengembangan sektor pertanian harus dilakukan secara end to end proses, mulai dari pengembangan kualitas petani hingga pemasaran produk petani dengan harga yang layak.
"Peningkatan kualitas SDM dengan pelatihan bersama ahli, kami datangkan petani yang sudah sukses dengan konsep organik, kemudian petani belajar, kemudian kami dampingi, dari pelatihan hingga paska produksi. Pasar yang menyerap hasil pertanian kami siapkan," ujar Heru. (K48)