Bisnis.com, MATARAM - Petani di Nusa Tenggara Barat didorong untuk tidak bergantung pada pupuk bersubsidi karena keterbatasan kuota pupuk subsidi dari pemerintah setiap tahunnya.
Direktur Utama PT. Pupuk Sriwidjaja Tri Wahyudi Saleh menjelaskan pengajuan pupuk subsidi setiap tahun ke Kementerian Pertanian pada 2021 mencapai 24 juta ton, sementara kuota yang bisa direalisasikan pemerintah hanya 9 juta ton untuk seluruh Indonesia.
"Kuota pupuk subsidi terbatas sekali, oleh sebab itu petani di NTB harus bisa lepas dari ketergantungan pupuk subsidi dengan pupuk non subsidi dan inovasi pupuk baru," jelas Tri pada Rabu (16/6/2021).
Distributor pupuk di NTB diharapkan mampu berperan mengajak masyarakat untuk lepas ketergantungan petani dari pupuk subsidi. PT Pusri Palembang mencanangkan produk pupuk baru berbasis lokal melalui Agrosolutions sebagai salah satu langkah melepas ketergantungan petani dari pupuk subsidi.
"NTB akan luar biasa jika bisa lepas dari pupuk subsidi, untuk itu kami buat produk inovasi unggulan non subsidi yaitu NPK singkong dan NPK kopi yang sudah terbukti meningkatkan hasil produksi dan telah disertifikasi. Selain itu ada juga produk inovasi seperti pupuk NPK 15-15-15 dan NPK 16-16-16 untuk tanaman pangan, NPK 12-12-17-2 dan NPK 13-6-27-4 untuk komoditi sawit," ujar Tri.
PT.Pusri menyatakan siap mendistribusikan pupuk inovasi unggulan melalui 29 distributor untuk melepas ketergantungan petani NTB. Tidak menutup kemungkinan juga NTB bisa dijadikan pilot project melepas ketergantungan dari pupuk subsidi.
"Potensi NTB luar biasa, tidak menutup kemungkinan bisa menjadi pilot project lepas dari pupuk subsidi," ujar Tri. (K48)