Bisnis.com, DENPASAR - Semakin berkembang pesatnya teknologi, BPBD Provinsi Bali pun mengikuti zaman 4.0 dengan membangun Sistem Informasi Kebencanaan (SIK) berbasis online.
Pendirian SIK bertujuan sebagai jembatan data dan informasi virtual antar BPBD Kota/kabupaten dengan BPBD Provinsi Bali terutama data kejadian bencana.
Aplikasi berbasis web base akan menghimpun dan menampilkan data yang termasuk bencana dan non bencana, korban, dan info grafis.
Kepala UPTD BPBD Bali, Nyoman Petrus Surianta mengatakan SIK ialah aplikasi bersama yang bermanfaat bagi instansi kebencanaan dan masyarakat Bali.
Tahun 2020 ini lanjut dia, akan dioptimalkan berupa e-relawan, e-logistik dan peralatan, serta penguatan database antar bidang didalam BPBD.
Sementara itu, hasil SIK berupa launching e-relawan itu akan juga disampaikan dalam Rakorda yang akan dilaksanakan di Nusa Penida pada bulan April 2020 mendatang.
Baca Juga
"Sebagai sebuah aplikasi yang baru diterapkan, maka aplikasi itu akan terus-menerus disempurnakan demi kebermanfaatan dan keberlanjutannya," kata Surianta dalam kegiatan Evaluasi SIK 2019 serta rencana 2020 di UPTD Pengendalian Bencana BPBD Provinsi Bali (Pusdalops), Rabu (22/1/2020).
Di era 4.0 pihaknya pastinya dituntut memiliki terobosan inovasi teknologi, sehingga BPBD beserta stakeholder lainnya dalam penta helix punya peran penting dalam mengembangkan industri kebencanaan berbasis teknologi.
Dia menyebut, penyempurnaan beberapa fitur didalam SIK saat ini, akan segera dilaksanakan sehingga kedepannya dapat menjadi pelaporan bersama di masing-masing BPBD Kabupaten/Kota ke pimpinan.
Made Sapta Budiarta, dari BPBD Jembrana juga menuturkan pihaknya telah menggunakan SIK ini sebagai laporan resmi kebencanaan 2019 Bupati.
Dari segi data, ujar dia cukup lengkap, valid dan cepat. Apalagi kedepan akan dibangun e-relawan, e-logistik yang akan sangat membantu untuk pergerakan di lapangan.
Proses pendampingan akan tetap dilakukan khususnya kepada operator di masing-masing BPBD Kabupaten/Kota dan akan dilaksanakan pertemuan setiap triwulan sebagai bentuk komunikasi dan evaluasi bersama.
Diharapkan kedepannya, kehadiran SIK dapat mendukung terwujudnya pariwisata aman