Bisnis.com, MATARAM – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, siap merestorasi sungai-sungai yang kondisinya kritis agar berfungsi normal kembali dan tidak menimbulkan permasalahan lingkungan terutama pada musim hujan.
"Kita harus mengelolanya dengan baik. Jika tidak mempersiapkannya, efek rusaknya jauh lebih hebat. Menjaga alam penting. Air itu ibarat pisau bermata dua, ketika banyak menjadi musibah. Tergantung cara kita menyikapinya," kata Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid di sela-sela peringatan Hari Air Sedunia ke-27 tingkat Provinsi NTB yang dipusatkan di Lombok Barat, Minggu (31/3/2019).
Fauzan juga meminta agar penanganan risiko karena daya rusak air bisa segera dikerjakan, terutama dengan melakukan restorasi sungai yang ada di Lombok Barat.
"Restorasi Sungai Bengok itu saya nilai efektif. Tidak hanya untuk kebersihan sungai dari sampah, namun mengurangi sedimen sehingga membuat air menjadi lancar," ujarnya.
Fauzan mengatakan jajarannya sudah membuktikan diri melakukan upaya restorasi sungai dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun ke-61 Kabupaten Lombok Barat, dan peringatan Hari Air Se-Dunia ke-27 pada 22 Maret 2019.
Untuk itu, ia juga meminta agar kegiatan restorasi sungai bisa menjadi salah satu acara amal bhakti di lingkungan Komando Distrik (Kodim) 1606 Lombok Barat.
"Saya meminta agar sungai yang menjadi sasaran restorasi adalah sungai yang aksesnya kepada irigasi pertanian lebih terbuka," kata Fauzan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Lombok Barat I Made Arthadana juga mendukung agar sasaran prioritas restorasi adalah sungai yang sering menimbulkan banjir ketika musim hujan tiba.
"Misalnya Sungai Meninting di Senggigi, perlu direstorasi agar mampu menopang penataan kawasan tersebut," ujarnya.
Di Lombok Barat terdapat 33 sungai yang mengairi puluhan ribu hektare persawahan. Beberapa di antatanya bahkan menjadi sumber air baku.