Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sampah Marak, Asita NTB Tidak akan Jual Program ke Destinasi Kotor

Isu sampah dan kelayakan yang menjadi persoalan batalnya rencana kapal pesiar untuk merapat ke Pulau Lombok memang tengah menjadi perhatian di kalangan pelaku pariwisata.
Sejumlah anggota Polda NTB membersihkan sampah di pinggiran pantai saat aksi bersih pantai di Tanjung Karang, Mataram, NTB, Kamis (21/2/2019)./ANTARA-Ahmad Subaidi
Sejumlah anggota Polda NTB membersihkan sampah di pinggiran pantai saat aksi bersih pantai di Tanjung Karang, Mataram, NTB, Kamis (21/2/2019)./ANTARA-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, LOMBOK BARAT -- Isu sampah dan kelayakan yang menjadi persoalan batalnya rencana kapal pesiar untuk merapat ke Pulau Lombok memang tengah menjadi perhatian di kalangan pelaku pariwisata. 

Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (ASITA) NTB Dewanto Umbu mengatakan, pihaknya telah berulang kali memberikan masukan kepada pemerintah daerah Kabupaten/Kota untuk melakuan pembenahan destinasi.

Hal tersebut untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan yang berkunjung. 

Isu sampah dan toilet memang benar menjadi perhatian dikalanan pelaku wisata. Walaupun kapal pesiar tetap ada, tetapi jangan sampai menjadi kendala ke depannya.

"Sebelum tamu datang sudah selayaknya diperbaiki khususnya itu dari Kabupaten/Kota karena yang punya destinasi itu kan mereka," ujar Dewanto saat dikonfirmasi Bisnis.com melalui sambungan telepon, Senin (11/3/2019). 

 Ada beberapa destinasi yang dikemas dalam paket-paket one day trip. Destinasi tersebut antara lain kawasan Kuta Mandalika, Pura Lingsar, Pura Mayura, Taman Narmada, kawasan Gili, dan Pantai Senggigi. 

 Dewanto menyebut setelah melakukan koordinasi dengan salah satu penyedia ground handling atau pelayanan darat untuk kapal pesiar, dari 11 kapal yang direncanakan merapat belum ada yang melakukan pembatalan.

 "Agen Lombok Paradise dapat 11 kapal pesiar, dan belum ada yang melakukan pembatalan. Tetapi terus kami lakukan komunikasi dengan pemerintah daerah untuk pembenahan destinasi. Jangan sampai buruk citra di hadapan wisatawan," ujar Dewanto. 

 Secara tegas disebutnya, jika tidak ada pembenahan yang dilakukan terkait masalah kebersihan dan toilet di destinasi wisata, ASITA bisa mengambil tindakan untuk tidak menjual paket-paket yang berisikan destinasi tersebut. 

"Jangan salahkan kami kalau tidak ada pembenahan, kami tidak jual ke tempat-tempat itu," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper