Bisnis.com, DENPASAR - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal mewacanakan wisatawan yang berasal dari sister province atau provinsi dari negara lain yang sudah menjalin kerja sama diberikan diskon hotel saat berkunjung ke NTB.
Saat bertemu dengan Konsul Jenderal Australia di Bali, Jo Stevens, Lalu Iqbal ingin merealisasikan honorary guest untuk pengunjung asal sister city province NTB di Australia, seperti The Northern Territory, provinsi yang sudah menjalin sister province dengan NTB sejak 2023.
“Siapa pun yang datang dari sister province NTB akan kami diperlakukan sebagai tamu kehormatan. Mereka akan mendapat potongan harga spesial di hotel dan restoran, antara 5% hingga 10%” jelas Iqbal dari siaran pers, Kamis (10/4/2025).
Sebagai informasi, menurut BPS jumlah mancanegara yang menginap didominasi oleh wisatawan domestik, sedangkan wisatawan mancanegara masih rendah. Tamu yang menginap di hotel bintang pada Februari 2025 tercatat sebanyak 83.616 orang yang terdiri dari 56.992 orang Tamu Dalam Negeri atau 68,16% dan 26.624 orang tamu luar negeri atau 31,84%.
Hotel Bintang 4 merupakan pilihan sebagian besar tamu dengan jumlah 35.500 atau sekitar 42,46% dengan tamu dalam negeri sebanyak 23.132 orang dan tamu luar negeri sebanyak 12.368 orang.
Gubernur juga membuka karpet merah untuk investor Australia untuk pengembangan pariwisata berkualitas, seperti pembangunan vila dan hotel mewah, Pemprov NTB akan memberikan dukungan penuh. Iqbal juga berencana meningkatkan konektivitas jalur udara.
Baca Juga
Salah satu strategi yang akan ditempuh adalah mendorong peningkatan volume ekspor impor barang, agar kapasitas kargo pesawat meningkat. Ia juga memperkenalkan konsep honorary guest untuk pengunjung asal sister provinsi NTB di Australia.
Dalam upaya memperkuat hubungan budaya, Miq Iqbal juga menawarkan program relawan pertukaran budaya ke sekolah-sekolah di NTB. Program ini akan membuka kesempatan bagi pelajar untuk berinteraksi langsung menggunakan bahasa Inggris dengan penutur asli, sekaligus memberikan pengalaman budaya yang kaya bagi para relawan.
“Australia adalah negara pertama yang merekomendasikan Indonesia masuk ke Dewan Keamanan PBB. Tidak ada yang memahami Indonesia lebih baik daripada Australia, begitu pula sebaliknya,” ujar Iqbal.