Bisnis.com, PRAYA - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) surplus gabah sebesar 290.000 ton dari panen raya periode musim tanam pertama (MT1) di Januari hingga April 2024.
Pada panen raya yang terpusat di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan ada peningkatan 135.000 ton surplus gabah selama musim tanam pertama (MT1) 2025, jika dibandingkan dengan surplus di 2024 yang tercatat 155.000 ton. Peningkatan tersebut karena ekstensifikasi perluasan lahan maupun karena intensifikasi.
"Lahan yang tadinya hanya menghasilkan 6-7 ton, sekarang dengan treatment khusus, dengan benih baru seperti gamagora dan penggunaan pupuk organik bisa menghasilkan 11-12 ton per hektare,” jelas Lalu Iqbal, Senin (7/4/2025).
Pada panen raya hari ini, Bulog akan menyerap 55 ton GKP di Lombok Tengah, Kota Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Utara. Kemudian di Sumbawa Barat sebesar 6 ton, Lombok Timur 15 ton, dan Kabupaten Dompu 16 ton. Hingga April 2024, Bulog sudah menyerap menyerap 43.465 ton, dari target 56.831 ton di 2025 atau setara 89,35%.
Bupati Lombok Tengah, Lalu Fathul Bahri menjelaskan Lombok Tengah menjadi lumbung padi terbesar di NTB dengan lahan tanam yang paling luas. Bupati Lombok Tengah menjelaskan kondisi luas lahan basah ada 55.000 hektar.
"Dengan kondisi lahan sekarang, adab 450.000 ton gabah yang dihasilkan di Lombok Tengah. Kami surplus 71.000 ton dan bisa mengirim ke luar daerah seperti Kota Mataram yang kekurangan beras 44.000 ton, Lombok Utara dan daerah lainnya," jelas.
Baca Juga
Fathul juga menyebut akan terus meningkatkan produksi padi dan mempertahankan luas lahan tanam padi dengan menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) yang melarang alih fungsi lahan sawah produktif. Selain itu Fathul juga meminta Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk meningkatkan aliran air irigasi ke Lombok Tengah agar produksi padi bisa ditingkatkan. Kemudian mengoptimalkan dua bendungan yang ada yakni bendungan Batujai dan Pengga, agar aliran airnya lebih besar ke daerah pertanian.
Selain itu, Pemerintah Daerah akan memperluas penanaman padi jenis Gamagora yang merupakan varietas unggul yang sudah diuji coba di lahan seluas 40 hektar oleh Bank Indonesia. Varietas gamagora terbukti hasilnya lebih besar dibanding varietas lain, dalam 1 hektare lahan mampu menghasilkan 11 ton gabah.