Bisnis.com, DENPASAR — Adanya pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bantuan sosial diproyeksikan menaikkan penggunaan uang tunai selama Ramadan hingga Idulfitri 2025.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Berry Arifsyah Harahap menjelaskan kebutuhan uang tunai NTB selama Ramadan hingga Idulfitri diproyeksikan mencapai Rp3,14 triliun atau meningkat 15% (year on year/YoY).
"Beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti pembayaran THR bagi ASN, TNl, dan Polri termasuk sektor swasta, kemudian pencairan bantuan sosial, dan meningkatnya aktivitas ekonomi dampak faktor musiman diantaranya mobilitas masyarakat yang meningkat dan kunjungan wisatawan di tengah libur panjang," jelas Berry, dikutip pada Rabu (5/3/2025).
BI NTB telah menyiapkan uang sebesar Rp3,81 triliun guna memastikan kebutuhan uang tersebut terpenuhi. Menurut Berry, pihaknya senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas program pelayanan setiap tahunnya.
Berry menyebut pada Ramadan kali ini, pelayanan penukaran uang rupiah mengoptimalkan penggunaan media Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR), termasuk untuk akses layanan penukaran di perbankan. Penggunaan PINTAR diharapkan dapat meningkatkan kepastian layanan dan mengurangi antrian atau kepadatan di lokasi penukaran.
Secara nasional, proyeksi kebutuhan uang pada Ramadan dan Idulfitri 2025 mencapai Rp180,9 trillun sedikit menurun sebesar 1,6% (YoY) dibandingkan dengan periode sebelumnya seiring dengan perluasan pembayaran digital tunai terutama of kota-kata besar.
Baca Juga
Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyebut Bank Indonesia slap memenuhi kebutuhan uang Rupiah yang merupakan titik puncak permintaan uang Rupiah ke Bank Indonesia (outflow) dengan pangsa Iebih dari 25% dari total outflow setahun.
Seluruh rangkaian kegiatan pemenuhan uang Rupiah selama Ramadan tersebut dikemas dalam Program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (SERAMBl).
Guna meningkatkan layanan pemenuhan uang kepada masyarakat, Bank Indonesia akan menempuh beberapa upaya, yakni layanan kas keliling ke sejumlah rumah Ibadah hingga ke wilayah 3T, kedua memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan perbankan untuk membuka layanan penukaran secara terpadu termasuk pada 85 titik jaringan kantor bank dan memprioritaskan pengeluaran Hasil Cetak Sesuai (HCS).