Bisnis.com, MATARAM - Bank Indonesia memetakan 4 strategi utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk 2025, yang diproyeksikan tumbuh di kisaran 4,3% - 5,1% pada 2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, menjelaskan upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi NTB.
Upaya pertama adalah dengan meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Peningkatan produksi komoditas akan dilakukan melalui penggunaan dan perluasan bibit unggul, penerapan teknologi pertanian guna meningkatkan efisiensi, dan penguatan kelembagaan serta sumber daya manusia.
Menurut Berry, cuaca yang diperkirakan lebih stabil sepanjang 2025 akan mendukung produksi komoditas pertanian.
Selain itu, program swasembada pangan yang sedang digalakkan oleh pemerintah seperti penanaman padi gogo juga berpotensi meningkatkan produksi beras di NTB.
Bank Indonesia juga mendorong investasi untuk penyerapan produk pertanian ke lapangan usaha makanan dan minuman, melalui kerja sama antara investor, industri, dan petani melalui skema investasi kolektif.
Baca Juga
"Kami juga mendorong business matching pelaku usaha dan investor, pemberdayaan dan peningkatan kapasitas petani dalam membuat produk olahan pertanian," tutur Berry kepada media, Senin (10/2/2024).
Investasi sektor potensial seperti investasi di sektor pariwisata juga terus didorong. Menurut Berry, pemerintah perlu melakukan penyediaan insentif dan kebijakan pro investasi di KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Mandalika.
Selain itu, dia juga mendorong aksesibilitas intra/antarwilayah NTB khususnya untuk menghubungkan sektor pariwisata dan sentra UMKM.
Arah dukungan investasi yang clean and clear untuk ditawarkan ke investor adalah investasi green energy seperti PLTS atau panel surya.
Namun, ke depan BI juga akan melakukan pengembangan ke sektor yang lebih luas karena distribusi panel surya agak terbatas lantaran harganya masih relatif mahal.
"Alternatif investasi yang clean and clear adalah Rinjani (Taman Nasional Gunung Rinjani) dan rumput laut untuk mendorong carbon capture, itu potensi NTB besar, apalagi Rinjani sudah diakui oleh dunia dan sudah mendapatkan banyak sertifikasi internasional," kata Berry.
Keempat, BI juga akan terus melakukan pengembangan UMKM untuk mendorong sektor riil, melalui pendampingan, peningkatan kapasitas termasuk sertifikasi untuk pasar ekspor.
Kemudian memfasilitasi akses ke pembiayaan yang mudah dan business matching pelaku usaha beserta pasar potensial dalam negeri.