Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Optimistis Ekonomi NTB Tumbuh di Tengah Efisiensi

Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi NTB tumbuh positif di 2025 walaupun pemerintah tengah memangkas anggaran ke daerah untuk efisiensi.
Pertumbuhan ekonomi NTB diprediksi tumbuh di tengah efisiensi / Bisnis-Himawan L Nugraha
Pertumbuhan ekonomi NTB diprediksi tumbuh di tengah efisiensi / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, MATARAM - Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) tumbuh positif di 2025 walaupun pemerintah tengah memangkas anggaran ke daerah untuk efisiensi. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, memproyeksikan ekonomi NTB bisa tumbuh dalam kisaran 4,3% hingga 5,1% pada 2025.

Proyeksi itu cukup positif di tengah efisiensi APBN yang dilakukan pemerintah. Alasannya, pertumbuhan ekonomi NTB ditopang oleh akselerasi kinerja investasi dan konsumsi rumah tangga yang tetap kuat.

Menurut Berry, pihaknya belum bisa menghitung secara pasti dampak pemangkasan anggaran dalam pertumbuhan ekonomi NTB. Sebab, hingga saat ini Bank Indonesia belum menerima besaran anggaran yang pasti akan dipangkas.

Jika efisiensi benar-benar terjadi, hal tersebut diyakini tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi NTB, karena aktivitas ekonomi tidak hanya berasal dari belanja pemerintah. 

"Jika dilihat, pangsa konsumsi Pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi NTB hanya 14,81%. Jika anggaran diturunkan 50%, pertumbuhannya jadi 7,4%. Pengurangan anggaran dampaknya tidak terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi, karena kontribusi sektor lain di NTB lebih besar seperti pertanian dan konstruksi yang mayoritas dijalankan oleh swasta," kata Berry Arifsyah Harahap kepada media, Senin (10/2/2024). 

Berry mengatakan bahwa pembiayaan konstruksi di NTB mayoritas berasal dari swasta, baik itu investasi dalam dan luar negeri, maupun pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat, seperti pembangunan rumah.

Sedangkan Program Strategis Nasional (PSN) di NTB rata-rata sudah selesai, seperti pembangunan bendungan di Lombok dan Sumbawa, sehingga anggaran jumbo PSN tidak ada lagi mengalir ke NTB.

Berry juga melihat dalam belanja pemerintah, komponen utama yang berdampak paling besar adalah belanja pegawai, belanja barang, dan investasi.

Ketiga komponen tersebut menurutnya masih belum jelas mana yang akan dipangkas, namun belanja pegawai seperti gaji kemungkinan tidak akan terdampak efisiensi sehingga konsumsi rumah tangga akan terjaga. 

BI juga mencatat ekonomi NTB pada kuartal IV/2024 mengalami kontraksi -0,50% (YoY). Kontraksi terutama diakibatkan faktor siklikal penambangan yang berdampak pada penurunan produksi di tengah kapasitas smelter yang masih terbatas selama masa commissioning test.

Meski demikian, ekonomi NTB tanpa tambang tetap tumbuh positif sebesar 3,74% (YoY) ditopang kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif dan kinerja investasi yang terakselerasi.

Secara sektoral mayoritas lapangan usaha utama tercatat tumbuh positif dan bahkan terakselerasi khususnya LU Pertanian dan Konstruksi, menyusul kontraksi LU Pertambangan.

Ekonomi NTB keseluruhan tumbuh 5,30% (CtC) pada tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang tumbuh 1,80% (CtC).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper