Bisnis.com, DENPASAR – Pembangunan LRT Bali Urban Subway yang dilakukan di bawah tanah akan berdampak ke aliran air warga yang selama ini menggunakan sumur bor untuk mendapatkan air bersih.
Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), Ari Askhara menjelaskan akan melakukan identifikasi sumur bor maupun aliran air lainnya yang akan kena dampak pembangunan Bali Urban Subway. Setelah mendapat data pasti, warga yang terkena dampak akan diberikan fasilitas air dari PDAM sebagai pengganti aliran air yang direlokasi.
Arie memastikan sebelum sumur bor direlokasi, warga sudah menerima aliran air baru dari PDAM. “Nanti kami akan identifikasi rumah - rumah mana dan kami akan sambungkan sebelum mereka menghentikan sumur bor, kami akan sambungkan dulu dengan PDAM. Sehingga untuk kebutuhan air terpenuhi dan lebih bersih,” jelas Ari kepada media, Rabu (4/9/2024).
Ari juga menyebut juga bekerjasama dengan PDAM setempat dalam proses pemasangan aliran air baru ke rumah warga yang terdampak.
Proyek ini juga mengedepankan konsep pembangunan berkelanjutan yang sejalan dengan nilai-nilai Tri Hita Karana, yaitu menjaga keseimbangan hubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia, dan alam. Dalam mewujudkan komitmen ini, Bali Urban Subway akan menggunakan konstruksi infrastruktur bawah tanah yang dinilai paling sesuai dengan kondisi geografis dan budaya Bali, serta menjaga keasrian lingkungan.
PJ Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menjelaskan relokasi tersebut juga akan mengurangi serapan air tanah yang selama ini massif di Bali Selatan yang bisa berdampak ke turunnya permukaan tanah jika terus dibiarkan secara terus menerus. “Lebih bagus menggunakan PDAM dari pada air tanah. Kalau dilihat selama ini permukaan tanah juga menurun terus jadi lebih aman menggunakan PDAM,” ujar Mahendra.
Baca Juga
Sebagai informasi, proyek Bali Urban Subway ini terwujud atas inisiasi Pemprov Bali yang kemudian ditindaklanjuti oleh PT SBDJ yang berkolaborasi dengan PT BIP untuk membangun sarana angkutan umum massal berbasis kereta di Pulau Bali. Dalam pelaksanaannya, PT SBDJ telah menetapkan PT Indotek sebagai kontraktor utama bersama China Railway Construction Corporation (CRCC) yang akan bekerja sama dengan kontraktor lokal PT Sinar Bali Bina Karya (Sinar Bali).
Sebagai langkah awal, PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) bersama PT Bumi Indah Prima (BIP) melakukan Upacara Ngeruwak sebagai tanda awal dimulainya proyek tersebut. Adapun Upacara Ngeruwak yang bertempat di Sentral Parkir Kuta pada Rabu Wage 4 September 2024 tersebut adalah sebuah prosesi umat Hindu Bali kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, memohon anugerah dan lindungan-Nya sekaligus menghaturkan doa kepada alam agar pembangunan proyek Bali Urban Subway berjalan dengan lancar. Upacara Ngeruwak ini kemudian disertai dengan membersihkan pekarangan, lalu mengukur lahan.
Adapun Upacara peletakan batu pertama dilakukan oleh Penjabat Gubernur Bali, Bapak Sang Made Mahendra Jaya diiringi doa yang dipimpin oleh Ida Ratu Peranda Geriya Gulingan.