Bisnis.com, MATARAM - Ikon pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), kawasan pariwisata Senggigi kini mengalami pasang surut karena berbagai faktor. Munculnya destinasi baru dan pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap surutnya aktivitas pariwisata di Senggigi.
Okupansi hotel sempat turun drastis, bahkan banyak hotel tutup selama pandemi, apalagi hotel yang mengandalkan keterisian kamar dari wisatawan mancanegara. Setelah pandemi berlalu, Senggigi tidak otomatis membaik, okupansi hotel baru membaik memasuki 2023, itu pun belum merata, karena kunjungan yang belum signifikan.
Memasuki 2024, kunjungan hotel wisatawan semakin membaik berkat upaya pihak hotel mendatangkan tamu. Di beberapa hotel seperti Sudamala okupansi sudah mencapai 70% hingga 80%, mayoritas yang mengisi kamar wisman dari berbagai negara. Berbagai upaya dilakukan hotel untuk mendatangkan wisatawan mulai dari mengikuti pameran di dalam dan luar negeri, bekerjasama dengan travel atau transportasi di Bali yang membuka rute ke Lombok.
Seperti yang dilakukan oleh Hotel Sudamala, yang menggandeng Ekajaya Fastboat untuk mendatangkan tamu ke Senggigi dari Bali. Commercial Manager Sudamala, I Wayan Suwastana menjelaskan jalur laut saat ini menjadi andalan Senggigi untuk mendatangkan wisatawan, sehingga kolaborasi dengan penyedia transportasi penting dilakukan di tengah meningkatnya animo wisman menggunakan fast boat dan kapal fery dari Bali ke Lombok, karena terbatasnya dan mahalnya tiket pesawat.
"Rute fastboat Padang Bai - Senggigi sangat membantu, apabila kapasitas penumpang fastboat sekarang besar, bisa mencapai 250 orang, kalau mereka jalan tiga kali saja dalam sehari, bisa ratusan wisatwan yang masuk, apalagi mereka berencana menambah trip," jelas Suastana, Senin (26/5/2024).
Untuk memberi dampak kunjungan wisatawan terhadap ekonomi daerah, Sudamala juga membuka trip perjalanan wisatawan ke sejumlah destinasi, seperti kunjungan ke UMKM produsen gula aren, dan air nira, mengajak tamu meminum air nira yang baru turun dari pohon. Kemudian trip ke Lombok Utara untuk menikmati sate ikan khas Lombok Utara. Trip hiking atau mendaki bukit yang tidak jauh dari hotel untuk menikmati sunrise.
Baca Juga
Hotel juga aktif menghadirkan atraksi di hotel dengan mengundang seniman tradisional, penenun Bayan untuk menampilkan atraksi menenun kepada tamu. Upaya ini menurut Wayan menarik bagi tamu yang menginap.
Sementara itu, pengusaha hiburan di Senggigi, Suhermanto menjelaskan walaupun tingkat kunjungan wisatawan ke Senggigi sudah membaik, terlihat dari kunjungan ke pantai yang sudah ramai, dan juga hunian hotel. Akan tetapi naiknya kunjungan belum terdampak terhadap dunia hiburan senggigi seperti tempat karaoke.
Menurutnya selain karena pandemi, industri hiburan harus segera beradaptasi karena munculnya hiburan sejenis di destinasi lain seperti Kota Mataram, dan tempat lainnya. Berbeda dengan beberapa dekade silam dimana Senggigi menjadi icon pariwisata hiburan.
Senggigi bisa dijadikan pusat entertainment seperti konser musik dan event lainnya yang bisa menarik kunjungan wisatawan. Untuk mencapai hal tersebut, perlu intervensi pemerintah dalam melakukan penataan kawasan, menurut Hermanto penataan kawasan Pasar Seni Senggigi yang sudah direncanakan agar segera direalisasikan.
"Pasar seni yang luasnya sekitar 90 Are, jika bisa ditata dengan baik, misalnya dibangunkam basement untuk parkir kemudian ada kawasan hiburan untuk berbagai kegiatan seni dan disediakan gerai UMKM dan oleh - oleh, tentu akan sangat representatif sebagai pusat kegiatan hiburan di Senggigi," ujar Suhermanto
Selain itu, pemerintah juga perlu menata kawasan perbukitan di Senggigi yang saat ini sudah mulai dilirik investor. Infrastruktur jalan perlu dibangun lebih lebar agar tidak ke depan tidak menimbulkan masalah kemacetan. Pelebaran jalan juga bisa memperlancar rombongan wisatawan menuju sejumlah destinasi yang ada di kawasan perbukitan.
Dari pengamatan Bisnis, jalan - jalan di wilayah perbukitan memang masih jalan Kabupaten, sehingga masih tidak begitu lebar, padahal yang menggunakan jalan kendaraan besar yang membawa wisatawan. Herman menyebut pemerintah jangan sampai terlambat untuk menambah infrastruktur, karena bisa berdampak negatif terhadap penataan wilayah dan pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Agus Gunawan menjelaskan Pemda sedang berusaha membangkitkan kembali pamor pariwisata Senggigi dengan sejumlah program. Sejumlah program sedang diagendakan untuk mendatangkan wisatawan seperti night run, maraton, festival jazz dan kegiatan lainnya.
Menurut Gunawan, event menjadi salah satu cara yang efektif untuk mendatangkan wisatawan. "Kami sedang rencanakan sejumlah event dengan berkolaborasi bersama pelaku pariwisata, event seperti night run hingga maraton kami akan laksanakan," jelas Gunawan.
Menurutnya kolaborasi menjadi kunci mendatangkan wisatawan di tengah terbatasnya anggaran daerah untuk pariwisata. Selain itu, Pemda dan pelaku pariwisata juga berupaya mengatasi sampah dengan melakukan gotong royong secara rutin.