Bisnis.com, DENPASAR – Bank Indonesia mencatat uang tunai keluar atau outflow dari perbankan di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama periode Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mencapai Rp743 miliar atau meningkat 176% dibanding saat kondisi normal.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Berry A Harahap menjelaskan, tren peningkatan kebutuhan uang sudah terjadi sejak Januari 2024 dan semakin meningkat jelang hari Pemilu yang jatuh pada 14 Februari 2024. Menurutnya faktor utama yang mendorong meningkatnya kebutuhan uang yakni kebutuhan penyediaan perlengkapan peraga kampanye atau APK selama periode kampanye.
Seperti yang terlihat sejak akhir 2023, semua kandidat Pilpres hingga calon anggota legislatif sudah mulai memasang alat peraga kampanye, kemudian semakin masif di Januari hingga Februari 2024. “Selain itu, selama Pemilu ada biaya logistik para kandidat yang juga diperkirakan menjadi faktor utama meningkatnya outflow uang tunai yang terjadi,” jelas Berry kepada media dikutip Selasa (20/2/2024).
Baca Juga
Selain APK dan biaya logistik para kandidat, penyelenggara Pemilu seperti KPU dan Bawaslu juga mencairkan anggaran yang cukup besar untuk berbagai keperluan mulai dari biaya distribusi logistik hingga membayar para penyelenggara dari KPPS hingga pengawas Pemilu yang jumlahnya besar. Untuk kebutuhan Pemilu 2024 di NTB saja, pemerintah menyiapkan mengalokasikan anggaran Rp400 miliar yang dikelola oleh KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara.
Dana tersebut juga didistribusikan ke KPU Kabupaten/Kota yang ada di NTB, mulai dari Kota Mataram hingga Kabupaten Bima. Dari dana dialokasikan untuk membiayai 128.187 petugas KPPS dan juga membangun 14.234 TPS.
Berry juga menjelaskan naiknya kebutuhan uang tunai di NTB karena adanya libur panjang pada momen perayaan Isra Miraj hingga Imlek. “Peringatan dua hari raya besar keagamaan tersebut juga turut mempengaruhi lonjakan kebutuhan uang tunai,” ujar Berry.