Bisnis.com, DENPASAR - Aset Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali per November 2023 mencapai Rp35,10 triliun atau tumbuh 8,79% jika dibandingkan nilai aset per November 2022 yang nilainya Rp32,26 triliun.
Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma menjelaskan pertumbuhan aset didorong oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) di 2023. DPK BPD Bali sepanjang 2023 mencapai Rp29,6 triliun, tumbuh 8,36% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2023 dengan nilai DPK Rp27,43 triliun.
“Pertumbuhan DPK tercapai Rp108,72% dari target kami Rp27,25 triliun di 2023. Pertumbuhan ini menandakan kepercayaan masyarakat terhadap BPD Bali sangat tinggi,” jelas Sudharma dikutip, Rabu (20/12/2023).
Dari sisi penyaluran kredit Bank BPD Bali mencapai Rp21,2 triliun atau tumbuh 5,24% (yoy) dibandingkan dengan November 2022 sebesar Rp20,14 triliun.
Sejalan dengan kinerja keuangan yang baik, rasio-rasio keuangan juga menunjukan pencapaian pada tingkat yang baik. Rasio kecukupan modal (CAR) terjaga pada level 25,15%. Sedangkan rasio profitabilitas yaitu ROA dan ROE masing-masing mencapai angka 3,27% dan 21,25%. Dari sisi pengelolaan kredit bermasalah, Bank BPD Bali berhasil menurunkan NPL dari 2,65% per November 2022 menjadi 2,09% per November 2023.
Rasio likuiditas, yaitu LDR per November 2023 adalah sebesar 71,54% dan rasio efisiensi, yaitu BOPO terjaga pada level 66,16%. Sementara dari sisi kepatuhan, tidak ada pelanggaran BMPK, GWM, dan PDN yang dilakukan oleh Bank. Selain itu, pencapaian penyaluran KUR sampai dengan tanggal 15 Desember 2023 sudah mencapai 99,99% atau sebesar Rp 1.72 triliun, dari target sebesar Rp1,72 triliun.
Baca Juga
“Ke Depan, Bank BPD Bali senantiasa melakukan misinya untuk memberikan solusi produk, layanan dan jasa keuangan yang inovatif melalui pengembangan ekosistem digital, memperluas jangkauan layanan dan akses dengan memanfaatkan digitalisasi serta meningkatkan aliansi strategis dengan sejumlah mitra dan meningkatkan corporate brand dan memperkuat organisasi dan meningkatkan kapabilitas strategis SDM serta internalisasi budaya perusahaan,” ujar Sudharma.