Bisnis.com, MANGUPURA – Kawasan pariwisata Bali seperti Kuta, Legian, Seminyak hingga Canggu bakal memiliki banyak stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) pada 2024 karena masifnya pembangunan SPKLU dari pihak swasta.
Kawasan pariwisata Bali memang sedang didorong untuk melakukan transisi ke kendaraan listrik, salah satu upaya mendorong langkah tersebut dengan menyiapkan banyak SPKLU agar masyarakat semakin yakin untuk beralih ke kendaraan listrik.
Pasalnya penggunaan kendaraan konvensional berpotensi mengancam keberlanjutan pariwisata Bali yang sedang berupaya membangun pariwisata ramah lingkungan.
Untuk mempercepat peralihan tersebut, pemerintah menetapkan Bali sebagai pilot project pembangunan ekosistem kendaraan listrik. Selain mendorong BUMN seperti untuk menyediakan infrastruktur kendaraan listrik, pemerintah juga membuka jalan bagi pihak swasta untuk terlibat langsung menyiapkan infrastruktur seperti SPKLU di Bali.
Jevi Stroom sebuah perusahaan swasta pertama yang fokus di penyediaan SPKLU menargetkan pada 2024 bisa memasang 35 SPKLU di kawasan pariwisata Kuta hingga Canggu.
Upaya ini untuk mempercepat pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di kawasan pariwisata Bali. Perwakilan Jevi Stroom, Yoki Unggara menjelaskan untuk mencapai target 35 SPKLU, pihaknya menjalin kemitraan dengan pusat perbelanjaan seperti mall, restoran hingga hotel sebagai lokasi pemasangan SPKLU.
Baca Juga
Yoki menjelaskan alasan memilih kawasan pariwisata karena untuk mendukung Bali membangun kawasan pariwisata ramah lingkungan.
“Semangat ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali nomor 48 tentang penggunaan kendaraan listrik di Bali. Apalagi Kuta hingga Canggu ini merupakan kawasan pariwisata penting, sehingga kami menargetkan untuk membangun 35 SPKLU disini,” jelas Yoki kepada Bisnis disela soft launcing SPKLU di Lippo Mall Kuta, Jumat (15/12/2023).
Setelah kawasan Selatan, Yoki juga menjelaskan akan ekspansi di kawasan pariwisata lainnya seperti Ubud, Tabanan, Sanur. Selain di pusat perbelanjaan dan restoran, Jevi Stroom menargetkan bisa menyediakan SPKLU yang dekat dengan jalan raya, dengan membangun hub dan superhub SPKLU atau sebuah kawasan dengan banyak SPKLU.
Tujuannya agar SPKLU bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. Jevi Stroom juga membuka peluang kemitraan atau kerjasama dengan masyarakat Bali yang memiliki lahan di lokasi strategis, berada di pinggir jalan raya, untuk membuka SPKLU.
Percepatan penyediaan infrastruktur ini sejalan dengan pertumbuhan kendaraan listrik di Bali yang mencapai 100% per tahun. Jumlah kendaraan listrik di Bali sudah lebuh dari 3.000 unit, meningkat drastis dibanding 2022 yang masih sekitar 1.064 kendaraan.
Kepala Dinas Perhubungan Bali IGW Samsi Gunarta sebelumya menjelaskan pemerintah memang sengaja mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik di Bali, karena jumlah kendaraan konvensional di Bali sudah mencapai 4,7 juta unit, melampaui penduduk Bali yang jumlahnya 4,1 juta. Transisi ini harus dipercepat agar Bali bisa mencapai target zero emission pada 2045.
Bahkan menurut data Kementerian Perhubungan, kemacetan akibat kendaraan konvensional sudah merugikan Bali Rp10 triliun per tahun. Dengan kondisi tersebut, Bali siap dijadikan pilot project kendaraan listrik.
“Bali siap dijadikan pilot project, karena transisi ini harus direalisasikan untuk membangun ekonomi dan pariwisata Bali yang berkelanjutan sesuai dengan Pergub 45 Tahun 2019 dan Pergub 48 Tahun 2018,” jelas Samsi.