Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Didorong Kembangkan Sektor Ekonomi Baru di Luar Pariwisata

Untuk pengembangan ekonomi digital secara masif butuh lokasi yang baru dan strategis di Bali.
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran./Bisnis-Himawan L Nugraha.
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran./Bisnis-Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, DENPASAR – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memberi sejumlah catatan terhadap ekonomi Bali yang masih bergantung pada sektor pariwisata walaupun sudah tumbuh 5,83 persen pada semester I/2023.

Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023 didorong oleh mulai normalnya sektor pariwisata, terlihat dari kunjungan wisman yang sudah tembus 2,3 juta orang. Seluruh lapangan usaha penting di Bali seperti lapangan usaha akomodasi makanan dan minuman, transportasi, jasa keuangan, dan jasa lainnya tumbuh positif. Lapangan usaha trasnportasi dan pergudangan tumbuh 31,9 persen, pengadaan listrik dan gas tumbuh 21,45 persen dan penyedia akomodasi, makanan dan minuman tumbuh 17,46 persen.

Menurut Perry, Bali perlu mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru di luar pariwisata agar bisa lebih kebal ketika terjadi krisis seperti pandemi Covid-19. Ekonomi kreatif dan digital yang juga masuk dalam enam prioritas ekonomi Bali era baru cocok untuk dikembangkan di Bali.

Menurutnya Bali cocok sebagai pusat ekonomi kreatif dan digital karena sudah dikenal oleh dunia internasional. “Bali ideal untuk pengembangan digitalisasi, terbukti penggunaan QRIS, BI Fast Bali salah satu yang paling cepat, dan digitalisasi ini terbukti menyelamatkan Bali ketika pandemi,” jelas Perry di Denpasar, Senin (7/8/2023).

Dari catatan BI, Bali peringkat ketiga pengguna QRIS terbanyak dengan jumlah user mencapai 815.661. Kemudian volume transaksi QRIS di Bali mencapai 19,4 juta sepanjang 2023. Jumlah merchant QRIS di Bali mencapai 685.485 merchant.

Untuk pengembangan ekonomi digital secara masif, menurut Perry butuh lokasi yang baru dan strategis di Bali. Digitalisasi secara masif tidak bisa dikembangkan di kawasan hotel bintang lima, namun lebih cocok di daerah pedesaan yang asri di Bali. Kawasan tersebut akan menjadi pusat berkumpulnya para pengembang startup yang datang dari berbagai daerah. Iklim Bali yang ramah dan dengan budaya yang kuat akan menjadi daya tarik para startup.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang bagus harus diimbangi dengan pengendalian inflasi, saat inflasi Bali sempat menyentuh 12 persen dan menjadi sorotan nasional. Inflasi Bali yang tinggi menurut Perry karena ketergantungan Bali terhadap pasokan komoditas dari luar. “Karena inflasi tinggi ekonomi Bali tidak akan optimal, seperti setahun lalu inflasi Bali tinggi, sehingga pak Koster ditelepon terus oleh Presiden,” ujar Perry.

Upaya pengendalian inflasi melalui operasi pasar, pembinaan klaster UMKM, penanaman komoditas penting seperti cabai rawit, pembinaan klaster petani bawang menurut Perry harus terus dilanjutkan sehingga inflasi Bali terus terkendali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler