Bisnis.com, MATARAM – Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengirim 15.000 ton beras ke 6 Provinsi yang defisit beras untuk memenuhi konsumsi beras masyarakat di daerah tersebut.
Daerah yang paling banyak menerima beras NTB yakni Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah 5.832 ton beras hingga Mei 2023. Kemudian Bali sebanyak 4.369 ton, Maluku 600 ton, Kalimantan Selatan 300 ton, Kalimantan Tengah 300 ton, dan Sulawesi Utara 1.500 ton. Bahkan NTT akan menambah 4.250 ton beras untuk periode selanjutnya.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, David Susanto menjelaskan NTT dan Bali menjadi tujuan pengiriman beras terbesar karena dua daerah tersebut kekurangan beras karena produksi yang rendah, sedangkan kebutuhannya cukup tinggi. Bali misalnya selama ini disuplai dari NTB dan Banyuwangi, Jawa Timur.
Beras yang dikirim sepanjang 2023, merupakan hasil produksi di Lombok dan Sumbawa, beras yang dikirim ke luar daerah dari Sumbawa mencapai 3.250 ton, sedangkan dari Lombok mencapai 1.000 ton. Pengiriman beras ke luar daerah ini kata David sesuai dengan kuota yang ditentukan oleh bulog pusat.
“Beras NTB dikirim ke luar daerah karena dari sisi produksi memang selalu surplus, NTB mampu memenuhi kebutuhan berasnya sendiri dan selebihnya dikirim ke luar daerah, bahkan beras NTB juga dikirim hingga Medan,” jelas David di Mataram, Selasa (11/7/2023).
Bulog juga memastikan tingkat serapan beras petani terjaga dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah, menurut David Bulog menyiapkan anggaran Rp1,5 triliun untuk menyerap 150.000 ton beras petani di NTB. Bulog juga mendorong agar gabah petani tidak banyak keluar dari NTB, karena NTB sudah memiliki penggilingan modern di Sumbawa dan di Lombok Timur.
Baca Juga
Jika gabah NTB banyak keluar dan digiling diluar daerah akan merugikan penggilingan yang ada, dan secara harga juga lebih murah.