Bisnis.com, DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Tjok Ace mengatakan jika aturan tentang larangan mendaki gunung di Bali masih dalam tahap pembahasan.
Alotnya pembahasan aturan tersebut menurut Tjok Ace karena Pemprov juga mengakomodir masukan dari berbagai pihak terkait, apalagi setelah Gubernur Bali, Wayan Koster melontarkan wacana tersebut langsung mendapat respons beragam dari berbagai pihak. Tidak sedikit yang menolak wacana tersebut karena dinilai bakal merugikan banyak pihak mulai dari pemandu wisata, travel hingga pedagang di sekitar gunung.
Walau mengatakan masih dibahas, Tjok Ace tidak memberi sinyal jika Pemprov akan melunak soal larangan tersebut. “Kami masih menerima masukan soal itu (larangan pendakian). Tapi intinya bahwa masyarakat Hindu khususnya di Bali meyakini gunung adalah tempat disucikan dan disakralkan,” jelas Tjok Ace, Selasa (13/6/2023).
Tjok Ace menjelaskan berbagai pelanggaran yang dilakukan wisatawan yang mendaki seperti mengadakan pesta hingga telanjang di atas gunung lalu disebarkan ke media sosial menjadi salah satu penyebab Pemprov menutup gunung untuk umum.
Menurutnya perilaku wisatawan nakal digunung sudah kebablasan dan merusak kesucian gunung yang ada di Bali.
Soal pemandu atau guide yang akan kehilangan pekerjaan, menurut Tjok Ace akan diberikan solusi oleh Pemprov. Dia menjamin tidak akan merugikan para pemandu jika aturan tersebut sudah diterapkan. “Justru kami carikan jalan keluarnya, ditunggu saja,” ujar Tjok Ace.
Baca Juga
Larangan pendakian seluruh gunung di Bali menjadi kontroversial karena baru pertama kali akan diberlakukan. Seperti yang diberitakan sebelumnya, berbagai penolakan datang dari pelaku pariwisata, terutama dari praktisi pariwisata di daerah seperti Karangasem yang mengandalkan Gunung Agung dan Gunung Lempuyangan untuk menarik wisatawan. Penutupan permanen ini dinilai akan banyak merugikan hotel – hotel di sekitar Gunung Agung.