Bisnis.com, DENPASAR – Kunjungan wisatawan mancanegara yang naik signifikan mulai April hingga Mei menjadi fenomena baru bagi industri pariwisata Bali pada 2023 dan diprediksi akan mempercepat pemulihan ekonomi.
Sebelum pandemi, biasanya kunjungan wisatawan mulai tinggi pada Juni 2023 yang menjadi awal periode high season, tetapi pada 2023, sejak April kunjungan wisman sudah mulai naik signifikan, terlihat dari rata – rata penumpang wisman yang masuk dari Bandara Internasional Ngurah Rai mencapai 16.000 per hari.
Angkasa Pura I mencatat, pergerakan penumpang internasional yang masuk hingga Mei 2023 mencapai 4,1 juta penumpang dari total 7,8 juta penumpang. Sedangkan penumpang domestik sejumlah 3,6 juta. Sementara itu BPS mencatat kunjungan wisman pada kuartal I/2023 sudah tembus di angka 1,4 juta. Pada kuartal II/2023 diprediksi akan semakin tinggi melihat dari tren kedatangan wisman di Bandara Ngurah Rai.
Dari penelusuran bisnis di sejumlah hotel di Nusa Dua, Seminyak, Kuta, hingga Uluwatu, rata–rata okupansi hotel sudah mencapai 90–95 persen. Para pengelola hotel pun mengakui hotel penuh di masa low season merupakan hal yang baru karena belum pernah terjadi sebelum pandemi, mereka menilai ada pergeseran waktu kunjungan wisman dampak dari dua tahun pandemi.
Bahkan tamu hotel saat ini semakin beragam, tidak didominasi oleh tamu dari satu negara, misalnya di Uluwatu, tamu hotel berasal dari Eropa, Australia, Amerika Serikat, baru kemudian Domestik. Di Nusa Dua, Director of Sales and Marketing, Lusy D Paulina, menjelaskan tamu hotel 30 persen dari Australia, kemudian Eropa, kemudian tamu domestik, dan baru campuran dari berbagai negara.
Tidak hanya di kawasan Bali Selatan, wisman juga ternyata meramaikan kawasan Bali Timur, seperti Karangasem, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), I Wayan Kariasa menjelaskan jika jika okupansi pada pada Mei sudah di posisi 56 – 60 persen, walaupun tidak setinggi di Bali Selatan, Kariasa mengakui sudah ada kenaikan signifikan dibanding periode yang sama di 2022. Kariasa menjelaskan jika tamu yang datang banyak dari kawasan Eropa kemudian Australia.
Baca Juga
Kariasa juga optimis jika mulai Juni hingga September nanti okupansi di Karangasem bisa tembus di atas 70 persen. “Kami optimis masuk masa high season tingkat hunian hotel di Karangasem akan naik,” jelasnya saat dikonfirmasi Bisnis, Senin (12/6/2023).
Tidak hanya tingkat hunian yang tinggi, length of stay tamu pun meningkat, jika di 2019 lama menginap tamu hanya rata – rata tiga hari di periode April - Mei, saat ini melonjak menjadi lima hari. Ini juga menjadi fenomena baru bagi industri perhotelan di Bali.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho mengaku ekonomi Bali bisa pulih lebih cepat ke kondisi seperti sebelum pandemi jika trend kedatangan wisman terus meningkat, apalagi saat ini Emirates A380 sudah secara reguler terbang ke Bali setiap hari. Sekali terbang, A380 bisa membawa wisman di atas 600 orang.
“Kami optimistis ekonomi Bali akan terus tumbuh dan pulih lebih cepat jika tren kedatangan wisman terus meningkat,” jelas Trisno kepada Bisnis.
Trisno memaparkan, jika ditarik kondisi lapangan usaha terkait pariwisata seperti transportasi serta akomodasi, makanan dan minuman (akmamin), saat ini semakin mendekati kondisi normal. Usaha transportasi sudah 72 persen jika dibandingkan kondisi normal atau di 2019, kemudian akmamin sudah 79 persen jika dibandingkan dengan 2019.
Trisno menjelaskan yang menjadi pekerjaan rumah Bali saat ini bagaimana melakukan pemerataan kunjungan wisatawan ke daerah lain seperti ke Buleleng, Jembrana sehingga pertumbuhan okupansi hotel bisa merata, dan dampak secara ekonomi bisa lebih luas.
Bank Indonesia mencatat, ekonomi Bali tumbuh 6,04 persen pada kuartal I/2023 dimana periode Januari hingga Maret wisman yang masuk belum seramai April dan Mei. Trisno berharap dengan tingginya kedatangan wisman di kuartal II/2023, pertumbuhan ekonomi Bali juga akan terkerek naik.