Bisnis.com, DENPASAR—Ekportir kerang mutiara di Lombok, Nusa Tenggara Barat mengharapkan kemudahan regulasi terkait ekspor impor untuk memungkinkan pembangunan pengolahan perhiasan.
Presiden Direktur PT Autore Pearl Culture, Francisco Bruno, potensi Mutiara asal Lombok sangat menjanjikan dan sayang jika hanya diekspor mentah-mentah ke luar negeri. Mutiara Lombok merupakan salah satu komoditas terbaik di dunia yang banyak diminati oleh pasar internasional. Iklim yang ada di perairan NTB sangat mendukung dalam budidaya mutiara, seperti ketenangan air, cuaca, kadar air.
“Iklim ini sekitar 70 persen menentukan kesuksesan perkembangan mutiara. Karena itu kami masih bertahan ekspor,” tuturnya ketika ditemui Bisnis, di Lombok, Jumat (19/5/2023).
Menurutnya, potensi NTB sebagai produsen mutiara sangat besar. Sebelum krisis keuangan 2008, jumlah pengusaha yang memproduksi mutiara mencapai 30 perusahaan, dan sebagian besar PMA. Tetapi karena krisis keuangan 2008, harga mutiara jatuh di pasar global. Dampaknya banyak perusahaan mutiara di Lombok tutup. Saat ini tersisa dua perusahaan yang mampu melakukan produksi, dan ekspor mutiara dari NTB.
Bruno menuturkan Autore berencana melakukan perluasan lahan budidaya di NTB untuk meningkatkan produksi dan mencoba eksperimen baru di tempat yang berbeda. Dia menegaskan ingin membangun industrinya di NTB, agar membuka lapangan kerja yang lebih luas dan menciptakan nilai tambah juga. Autore ingin membuat industri pengolahan mutiara di NTB tetapi Bruno mengaku perizinan ekspor masih dinilai kurang mendukung untuk kelas industri mutiara.
Karena pertimbangan itulah, Autore memilih mengekspor ke Australia untuk diolah menjadi perhiasan. Berbeda dengan Australia, negara tersebut lebih memudahan perizinan dalam hal ekspor dan impor Mutiara. Padahal, potensi pengolahan bisa dibangun di Lombok dan dapat memberikan nilai tambah bagi pekerja setempat karena skill mereka meningkat.
Baca Juga
“Tetapi kami belum dimudahkan secara regulasi, terutama saat ekspor dan impor, masih banyak kendala di Bea dan Cukai. Kalau di Australia karena kami sudah dikenal jadinya lebih mudah,” jelasnya.
Berdiri sejak 1997, PT Autore secara konsisten bisa mengekspor 400 kg mutiara mentah ke Australia setiap tahun. Autore memiliki enam lokasi budidaya yakni di empat lokasi di Lombok, satu lokasi di Sumbawa dan satu lokasi di Banyuwangi, Jawa Timur. Setiap tahun perusahaan ini mengekspor sebanyak 400 kg Mutiara mentah senilai Rp70 miliar ke Australia. Di Benua Kanguru, Mutiara tersebut diolah menjadi perhiasan. Saat ini Autore melibatkan sebanyak 500 orang tenaga kerja lokal.
“Pengolahan menjadi barang jadi seperti kalung dan perhiasan lainnya kami lakukan di Australia, setelah menjadi perhiasan kami kemudian dijual ke berbagai negara,” jelasnya.