Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi BI Jaga Inflasi di Bali

GNPIP Balinusra mendorong sinergi penguatan klaster pangan melalui penerapan budidaya organik dan program dedikasi untuk negeri di sejumlah kota.
Ilustasri petani bertanam di sawah. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Ilustasri petani bertanam di sawah. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) optimistis tekanan inflasi akan turun dan kembali ke dalam sasaran 2-4 persen pada 2023 dan 1,5-3,5 persen pada 2024. Sejalan dengan itu, inflasi komponen inti juga diperkirakan tetap terjaga pada level 2-4 persen pada 2023.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan bahwa Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus digaungkan dalam rangka mengendalikan stabilitas harga, terutama pada komoditas pangan.

BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali Nusa Tenggara (Balinusra) pada Rabu (17/5/2023) memperkuat sinergi dan inovasi GNPIP melalui program Paiketan (Perkumpulan) Perumda Pangan Bali dan digitalisasi data/Informasi neraca pangan. 

Program penguatan kelembagaan tersebut merupakan komitmen Perumda pangan se-Bali untuk membentuk forum pembagian peran dan tugas penyediaan komoditas sesuai karakteristik masing-masing daerah dalam menjaga kesinambungan pangan. 

Sementara program digitalisasi difokuskan pada penguatan aplikasi SIGAPURA (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis) yang mencatat 18 komoditas pangan pada 60 pasar kabupaten/kota se-Bali dan aplikasi PAN Bali  yang bertujuan mengotomasi arus keluar masuk barang dari/ke Bali. 

“Kita harus mendorong inovasi GNPIP terus diperkuat dan menjadi contoh untuk direplikasi di daerah-daerah lainnya di Indonesia guna memastikan tersedianya pasokan dan keterjangkauan harga,” kata Destry, Rabu (17/5/2023).

Adapun, selain mendorong aspek kelembagaan dan digitalisasi, GNPIP Balinusra juga menginisiasi pencanangan program unggulan lainnya seperti operasi pasar/pasar murah, subsidi ongkos angkut (SOA), program jembatan udara, dan program mobilisasi pangan Bapanas. 

GNPIP Balinusra juga mendorong sinergi penguatan klaster pangan melalui penerapan budidaya organik dan program dedikasi untuk negeri di beberapa kota, diantaranya pembentukan klaster ketahanan pangan cabai merah Kelompok Tani dan Ternak (KTT) Mekar Nadi Sari (Kab. Tabanan), pemberian sarana dan prasarana pasca panen (penggilingan) untuk peningkatan produktivitas padi di KTT Sami Asih Desa Sidan (Kab. Gianyar), dan pemberian alat distribusi hasil pertanian khususnya bawang merah kepada KTT Hati Sujati (Kab. Bangli). 

Dari sisi pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali juga akan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dan berkomitmen mencapai target penyaluran KUR tahun 2023. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, A. Fatoni juga menyampaikan bahwa Kemendagri telah merumuskan solusi utama pengendalian inflasi yang harus didorong oleh seluruh elemen TPIP dan TPID.

Strategi pengendalian inflasi tersebut diantaranya mengaktifkan Satgas Pangan, subsidi tepat sasaran, gerakan tanam pangan cepat panen, Kerjasama Antar Daerah (KAD), dan mengintensifkan jaring pengaman sosial.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper