Bisnis.com, DENPASAR – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan 7,2 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada 2023 seiring dengan semakin banyak dibuka perbatasan setiap negara.
Target 7,2 juta orang wisman tersebut belum menunjukkan kondisi normal pariwisata Indonesia seperti sebelum pandemi yang jumlah wisman mencapai 16 juta orang, hal itu disebabkan adanya resesi global pada 2023 yang melanda dunia terutama kawasan Eropa dan Amerika.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menjelaskan kunjungan wisman baru normal pada 2025 jika tren ekonomi global tumbuh positif dan tidak ada lagi resesi dan pandemi yang membatasi pergerakan wisman.
“Pada 2023 memang ada kenaikan wisman dua kali lipat dibanding 2022, tetapi pariwisata akan terkendala resesi global sehingga kunjungan wisman tidak bisa mencapai 16 juta orang,” jelas Sandi melalui live streaming pada acara Tourism Outlook 2023 di Institut Pariwisata dan Bisnis (IPB) Internasional Bali akhir pekan lalu.
Untuk wisman, Bali akan fokus mendatangkan wisatawan premium atau wisman kaya di kawasan Asia, Eropa dan Amerika yang tidak terlalu terpengaruh dengan resesi global.
Sebelumnya Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, menjelaskan adanya magnet Bali masih kuat di untuk segmen premium, sehingga resesi global tidak begitu berpengaruh bagi Bali.
Baca Juga
Adanya second home visa juga akan membantu Bali mendatangkan wisatawan untuk tinggal di Bali dalam jangka waktu yang panjang. Terutama dari para digital nomad yang bisa bekerja dari Bali.
Masih belum normalnya kunjungan wisman pada 2023, destinasi wisata utama di Indonesia seperti Bali masih bertumpu pada wisatawan nusantara (wisnu) yang pergerakannya diproyeksikan bakal lebih tinggi dari pada wisman. Ketika pandemi, Pemprov Bali mencatat kunjungan wisman ke Bali mencapai 4,3 juta orang dan pada 2022 diproyeksikan di atas 7 juta orang kunjungan wisman. Sedangkan kunjungan wisman hingga November 2022 1,8 juta orang.
Cok Ace yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali ini menjelaskan pergerakan wisatawan domestik ke Bali cukup bagus terutama ketika banyak event terselenggara seperti event musik, maupun kegiatan MICE lainnya.