Bisnis.com, DENPASAR – Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Gentha Persada Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, bakal menjadi proyek percontohan Kementerian Keuangan untuk penyaluran kredit ultra mikro kepada pelaku usaha mikro.
Proyek percontohan ini bagian dari upaya pemerintah dalam mempercepat pengembangan pelaku usaha mikro yang ada di desa wisata seperti Tibubeneng. Terpilihnya Bumdes Tibubeneng karena dinilai oleh Kementerian Keuangan mampu mengelola kredit secara profesional, penilaian tersebut mengacu kepada berjalannya koperasi yang dikelola oleh Bumdes.
Direktur Bumdes Gentha Persada Tibubeneng, I Putu Ramaditya Mardhayiska, mengatakan potensi penyaluran kredit ultra mikro mencapai Rp40 miliar, dengan sasaran kepada 2.230 pelaku UMKM. Realisasi penyaluran kredit akan dimulai setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Kemenkeu dan Bumdes Tibubeneng.
“Realisasinya dalam waktu dekat, setelah MOU kami akan memulai penyaluran kredit, penyaluran kredit ini tidak hanya untuk pelaku usaha mikro di desa Tibubeneng, tetapi juga bagi pelaku usaha mikro di desa lain,” jelas Ramaditya, Kamis (18/8/2022)
Menurut Dirut Bumdes, jika proyek percontohan ini berhasil dan mencapai target, penyaluran kredit pada tahun berikutnya akan semakin besar dengan menyasar pelaku UMKM yang lebih luas lagi. Adanya kredit ultra mikro ini membuka peluang yang lebih luas bagi pelaku usaha yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya.
Desa Tibubeneng yang merupakan pusat pariwisata internasional di Kuta Utara, menjadi pasar yang potensial bagi pelaku UMKM setempat, sehingga kredit ultra mikro ini akan membantu UMKM menyasar potensi pasar yang ada.
Baca Juga
Perbekel Desa Tibubeneng, I Made Kamajaya, menjelaskan potensi UMKM di Tibubeneng sedang tumbuh, terutama dari kalangan generasi muda. Terdapat 150 UMKM yang sedang tumbuh, dengan menjual berbagai produk yang berkaitan dengan pariwisata mulai dari kuliner, fesyen, dan handicraft khas Bali. Selama ini pelaku UMKM di desa Tibubeneng berperan sebagai offtaker dari berbagai produk khas Bali yang dibuat di berbagai daerah di Bali.
“Kami memang tidak punya produk khas, karena UMKM di Tibubeneng menampung berbagai produk khas Bali seperti handicraft dan lainnya, kemudian dijual oleh UMKM Tibubeneng kepada tamu yang datang. Karena memang pusat pasarnya di sini, nah program kredit ultra mikro ini membantu mengembangkan UMKM Tibubeneng memperbesar usahanya. Selain diberikan kredit, mereka juga akan mendapat pendampingan,” ujar Kamajaya. (C211)