Bisnis.com, DENPASAR – Sebanyak 4.000 dosis vaksin untuk ternak yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah tiba di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/6/2022).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Ahmad Nur Aulia, menjelaskan vaksin PMK datang dalam dua tahap, yakni tahap pertama sejumlah 2.400 dosis dan tahap kedua akan datang sejumlah 1.600 dosis. Setelah vaksin tiba, Pemprov NTB akan melakukan langkah cepat untuk memvaksin sapi yang ada di Lombok.
“Kami akan segera melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota untuk merealisasikan vaksin PMK yang sudah datang. Kami targetkan hari Sabtu yang akan datang vaksin sudah dimulai dan 29 Juni 2022 vaksin dosis pertama ini sudah habis. Kami akan tentukan daerah mana yang prioritas di pulau Lombok. Kemudian dalam waktu dekat vaksin tahap dua yang 1.600 dosis akan datang,” jelas Aulia kepada Bisnis melalui telepon, Kamis (23/6/2022).
Tingkat kesembuhan sapi yang terjangkit PMK hingga 22 Juni mencapai 22.039 ekor dari 41.884 ekor sapi yang terjangkit PMK. Sementara itu jumlah sapi yang masih sakit 19.630 ekor, sapi yang makan 50 ekor, dan sapi yang disembelih dengan syarat 165 ekor. Kasus PMK paling besar terjadi di kabupaten Lombok Timur dengan jumlah kasus 12.379 ekor, yang sakit 4.607 ekor, sembuh 7.680 ekor, potong bersyarat 75 ekor dan mati 17 ekor.
Kemudian di Lombok Tengah dengan 13.979 kasus yang sakit 6.054 ekor, sembuh 7.913 ekor, potong bersyarat 17 ekor. Kabupaten Lombok Barat 9.216 kasus, masih sakit 4.027 ekor, sembuh 5.179 ekor, potong bersyarat 2 ekor. Kabupaten Lombok Utara 5.856 kasus, yang sakit 4.849 ekor, sembuh 959 ekor, potong bersyarat 23 ekor dan mati 25 ekor. Sedangkan Kota Mataram terdapat 454 kasus, yang masih sakit 93 ekor, sembuh 308 ekor dan potong bersyarat 53 ekor.
Untuk mengantisipasi kebutuhan sapi jelang Iduladha, Aulia menjelaskan Lombok masih memiliki ketersediaan sapi dan kambing yang sehat.
Baca Juga
“Untuk Iduladha kami siap, karena sapi yang sehat masih ada, kemudian yang sembuh semakin banyak, tingkat kesembuhan juga tinggi daripada tingkat kematian, tinggal bagaimana mengedukasi masyarakat tentang tata cara pemotongan yang sehat,” jelas dia. (C211)