Bisnis.com, MATARAM - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur dikhawatirkan berdampak terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR) peternak sapi yang sedang berjalan di perbankan.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB, Rico Ronaldy, menjelaskan sedang memantau perkembangan penyakit PMK termasuk kemungkinan laporan yang masuk soal kredit para peternak sapi yang sedang terdampak PMK.
"Memang kami belum mendapat laporan, adanya dampak ke kredit peternak. Kami terus memantau dan segera melakukan koordinasi sebagai langkah antisipasi. Kami harap ini tidak berdampak ke kredit, ternak yang terkena PMK segera diobati dan dipantau," jelas Rico, Selasa (17/5/2022).
Baca Juga
Jika berimbas ke macetnya kredit, hal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu kinerja perbankan. "Kalau kredit sampai macet tentu akan berdampak terhadap Non Performing Loan (NPL) perbankan di NTB. Kemudian soal penjaminan kredit, belum tentu pihak asuransi mau menjamin kasus kredit macet seperti kasus PMK," ujar Rico.
Program KUR untuk ternak sapi merupakan program unggulan di NTB khususnya di Lombok Timur. Melalui program KUR tanpa bunga, realisasi program tersebut Rp77 miliar dengan 5.189 debitur di Lombok Timur. Program tersebut telah memberdayakan 817 kelompok ternak.
Sementara itu, kasus PMK di Lombok Tengah dan Lombok Timur mencapai 950 ekor sapi, dengan kesembuhan 292 ekor dan yang masih sakit 651 ekor. Sedangkan yang dipotong paksa 8 ekor. (K48)