Bisnis.com, MATARAM - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bali menemukan 480 hektare persawahan di Kabupaten Jembrana dan Tabanan dan Badung akan terkena dampak pembangunan tol Gilimanuk - Mengwi.
Direktur Eksekutif Walhi Bali Made Krisna Bokis Dinata menjelaskan di Kabupaten Jembrana terdapat 253,52 hektare sawah bakal terdampak, Kabupaten Tabanan seluas 212,89 hektare dan Kabupaten Badung seluas 14,13 hektare.
"Data yang kami keluarkan telah melalui kajian dan data ini berbeda dengan yang disampaikan Pemprov Bali yang menyebutkan hanya 188,3 hektare sawah irigasi yang terkena trase tol," jelas Bokis dikutip dari rilis, Jumat (18/3/2022).
Bokis juga menjelaskan dengan luas 480,54 hektare sawah yang terdampak berada di 98 kawasan subak di tiga kabupaten tersebut. "Secara otomatis kawasan 98 subak terancam oleh pembangunan jalan tol Gilimanuk - Mengwi. Jika dikombinasikan dengan data sawah irigasi dari Walhi, pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi akan menggunakan 1.361 hektar lahan, bukan 1.100 hektare," kata Bokis.
Hasil kajian Walhi Bali mengungkap jika lahan yang digunakan untuk pembangunan tol Gilimanuk - Mengwi merupakan lahan produktif. Walhi meminta Pemprov Bali membuka data dengan jujur terkait penggunaan lahan.
"Kami meminta Gubernur Bali menunjukkan data bahwa 1.100 hektare lahan untuk pembangunan tol merupakan lahan kering. Padahal temuan kami sebagian besar lahan masih produktif," ujar Bokis.
Baca Juga
Sebagai informasi Tol Gilimanuk - Mengwi bakal mulai dibangun pada Juli 2022 dan ditargetkan rampung pada akhir 2023. Pembangunan ini menghabiskan biaya senilai Rp24,6 triliun. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) sudah ditandatangani oleh para pihak pada 8 Maret 2022 lalu di Denpasar, Bali.
Menurut pemerintah, pembangunan tol bakal ditujukan untuk memangkas waktu perjalanan dari Bali Selatan ke Bali Barat yang sebelumnya ditempu 4-5 jam, adanya tol waktu tempuh kendaraan diproyeksikan hanya 1,5 jam saja. (K48)