Bisnis.com, MATARAM - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar Operasi Pasar Murah (OPM) selama tiga hari mulai 14 - 16 Maret 2022 untuk menstabilkan harga komoditas yang mulai merangkak naik melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
Komoditas seperti cabai rawit mulai naik ke harga Rp74.75 per kg. Kemudian minyak goreng yang masih tinggi dengan kisaran harga Rp18.000 - Rp25.000 per liter di NTB. Naiknya harga cabai rawit disebabkan ketersediaan yang mulai berkurang di NTB dan punic buying di masyarakat, sedangkan minyak juga masih mengalami kelangkaan.
Deputi Kepala Perwakilan BI NTB Achmad Fauzi menjelaskan operasi pasar merupakan langkah stabilisasi harga komoditas sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat. "Stabilisasi harga perlu dilakukan dengan operasi pasar yang kami gelar bersama Perum Bulog NTB, Tim Pengendali Infasi Daerah (TPID) Kota Mataram dan asosiasi pedagang agar harga dua komoditas bisa stabil sehingga inflasi di NTB tetap terjaga," jelas Fauzi, Selasa (15/3/2022).
Baca Juga
Selama operasi pasar, BI menyediakan 100 -150 kg cabai rawit dan 5.400 liter minyak gorengan. Komoditas lainnya seperti bawang merah, gula pasir, telur ayam, beras, daging sapi hingga daging ayam yang secara keseluruhan dapat dibeli oleh masyarakat dengan harga terjangkau dan lebih murah dari harga pasar.
Harga komoditas yang ditawarkan saat operasi pasar yakni cabai rawit Rp30.000 dan minyak goreng Rp14.000, daging sapi yang disediakan oleh Bulog seharga Rp125.000 per kg. "Setelah operasi pasar terlihat tren harga komoditas yang tinggi mulai turun di pasar. Kami harap membawa dampak baik bagi masyarakat," ujar Fauzi.
Fauzi juga meminta masyarakat agar tidak punic buying atau berbelanja secara berlebihan sehingga berdampak terhadap ketersediaan dan naiknya harga bahan pokok. "Kami mengajak masyarakat untuk berbelanja secara bijak dan cerdas serta mendorong diversifikasi pola konsumsi masyarakat sehingga tidak terlalu bergantung pada satu komoditas saja," kata dia.