Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Optimisme Pemulihan Ekonomi Bali Melemah?

Meningkatnya kasus omicron pada Februari 2022 berdampak terhadap turunnya aktivitas ekonomi di Bali, khususnya sektor pariwisata yang baru menggeliat.
Pesawat udara bersiap lepas landas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (2/3/2022)./Antara-Fikri Yusuf.
Pesawat udara bersiap lepas landas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (2/3/2022)./Antara-Fikri Yusuf.

Bisnis.com, DENPASAR - Optimisme masyarakat Bali terhadap pemulihan ekonomi pada Februari 2022 melemah akibat meningkatnya kasus omicron yang berdampak terhadap sektor pariwisata.

Survey Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Bali pada Februari 2022 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) anjlok ke angka 97,25 atau turun dibandingkan Januari dengan nilai 105,9 poin.

Kepala Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho, menjelaskan melemahnya keyakinan konsumen di Bali sejalan dengan di tingkat nasional.

"Melemahnya keyakinan konsumen terhadap pemulihan ekonomi juga terjadi di tingkat nasional. Indeks Keyakinan Konsumen (IKKL) nasional pada Februari 2022 sejumlah 113,1, lebih rendah dibandingkan Januari 2022 dengan nilai 119,6. Penurunan ini terjadi imbas dari meningkatnya kasus omicron pada Februari 2022," jelas Trisno dikutip dari rilis, Senin (14/3/2022)

Meningkatnya kasus omicron pada Februari 2022 berdampak terhadap turunnya aktivitas ekonomi di Bali, khususnya sektor pariwisata yang baru menggeliat saat libur Natal dan tahun baru 2022. "Pasca libur natal dan tahun baru aktivitas pariwisata Bali turun, hal tersebut turut andil menahan optimisme ekonomi Bali," ujar Trisno

Trisno juga menjelaskan vaksinasi dosis kedua di Bali yang mencapai 90 persen hingga Maret 2022 menjadi sentimen positif bagi pemulihan ekonomi Bali. Risiko penularan Covid-19 di seluruh kabupaten di Bali dinilai akan mempercepat pemulihan ekonomi.

Selain itu, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) Bali juga menurun dari angka 89 pada Januari 2022 menjadi 81 pada Februari. "Penurunan ini terjadi akibat persepsi masyarakat tentang kondisi penghasilan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja yang belum sesuai dengan yang diharapkan," ungkap Trisno.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Bali tetap terjaga pada level optimistis dengan indeks 113,5, walaupun menurun dibandingkan pada Januari 2022 sebesar 122,8. Penurunan ekspektasi konsumen disebabkan oleh melemahnya perkiraan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha enam bulan yang akan datang. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper