Bisnis.com, DENPASAR - Penyaluran kredit Bank BNI ke sektor pertanian yang ada di Pulau Dewata mengalami peningkatan sejak pandemi. Bahkan, BNI telah menyalurkan kredit usaha rakyat kepada 170 petani porang dengan nilai total mencapai Rp13 miliar.
Pimpinan Bank BNI Wilayah Bali Nusra IGN Dharma Putra mengatakan kebutuhan porang di pasar dalam negeri maupun ekspor sangat tinggi. Seperti misalnya, Jepang dan China yang paling banyak mengimpor porang dari Indonesia. Kondisi tersebut membuat pertanian porang cukup menjanjikan untuk mendapatkan penyaluran dana.
Menurutnya, di Bali, pertanian porang memiliki potensi yang besar. Terlebih, tanaman tersebut tidak membutuhkan perlakuan khusus.
Hanya saja, petani di Bali memang masih membutuhkan pendampingan dalam mengembangkan tanaman tersebut. BNI pun dalam menyalurkan pembiayaan, juga melakukan pendampingan.
"Mereka kan juga tidak serta merta, harus ada pendampingan, jangan sampai memberikan tapi tidak diberikan pembelajran, kami kan dari satu sisi visi misi BNI kan sebagai agen pembangunan, kita akan carikan pendampingan, dari sisi finansial kami bantu," katanya kepada Bisnis, Kamis (30/9/2021).
Menurutnya, penyaluran kredit ke sektor pertanian memang baru menggeliat sejak pandemi Covid-19 terjadi. Saat ini persentase penyaluran kredit ke sektor pertanian, perburuan, dan sarana pertanian telah mencapai 7,21 persen per kuartal II/2021. Penyaluran kredit BNI per kuartal II/2021 tetap didominasi sektor perdagangan, restoran, dan hotel yang mencapai 56,56 persen dari total penyaluran kredit.
Baca Juga
Adapun penyaluran kredit BNI di Bali pada kuartal II/2021, mengalami pertumbuhan sebesar 3,70% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor kredit Produktif yakni sebesar 5,35% yoy.
Menurutnya, BNI akan mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor yang memiliki potensi di Bali. Di sektor pertanian, BNI telah menyalurkan kredit ke pertanian padi, jagung, jeruk, cabai, vanili, kakao, maupun kopi.
"Kita kan dominan pariwisata, perdagangan dan restoran, sejak pandemi ini memang tetap perdagangan nomor satu, tetapi pertanian juga akan tetap sebagai back up nantinya," sebutnya.