Bisnis.com, DENPASAR — Pemerintah Bali memproyeksikan pendapatan daerah pada 2022 akan mencapai Rp4,2 triliun, yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp2,7 triliun dan pendapatan transfer Rp1,4 triliun.
Sementara itu, belanja daerah direncanakan senilai Rp5,1 triliun, yang terdiri dari belanja operasi Rp3,2 triliun, belanja modal Rp743 miliar, belanja tidak terduga Rp50 miliar, dan belanja transfer Rp1,1 triliun.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan sesuai dengan RAPBD Tahun Anggaran 2022, prioritas anggaran untuk memenuhi kebutuhan wajib telah sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan. Sementara itu, program-program prioritas juga mendapatkan dukungan anggaran seperti pangan, sandang dan papan, kesehatan dan pendidikan, jaminan sosial dan ketenagakerjaan, adat, agama, tradisi, seni, dan budaya, pariwisata, penguatan infrastruktur, serta tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
Baca Juga
Menurutnya dari pendapatan dan belanja yang dialokasikan, defisit anggaran diproyeksi senilai Rp944 miliar atau 22,39 persen.
"Defisit ini akan dibiayai dari pembiayaan netto, yaitu perencanaan penerimaan pembiayaan daerah setelah dikurangi dengan pengeluaran pembiayaan daerah," katanya seperti dikutip dalam rilis, Kamis (30/9/2021).
Lebih lanjut, penerimaan pembiayaan daerah Provinsi Bali pada 2022 direncanakan senilai Rp1 triliun yang bersumber dari Silpa tahun 2021. Sementara itu, pengeluaran pembiayaan daerah pada 2022 sebesar Rp100 miliar yang akan digunakan untuk dana cadangan penyelenggaraan Pileg Tahun 2024.