Bisnis.com, DENPASAR — Jembrana menjadi kabupaten dengan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) tertinggi di Bali dengan besaran 62,7 persen hingga semester I/2021.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Bali, realisasi PAD tertinggi berada di Jembrana dengan besaran 62,7 persen, menyusul kemudian Denpasar 53,6 persen dan Buleleng 45,6 persen.
Perolehan PAD terendah berada di Gianyar dengan realisasi hanya 18 persen.
Sementara itu, perolehan PAD Provinsi Bali mencapai 44,1 persen dari anggaran hingga semester I/2021.
Pemerintah Jembrana merilis data realisasi perolehan PAD hingga 31 Juli 2021 senilai Rp97,4 miliar atau 66,88 persen dari target yang dianggarkan senilai RP145,63 miliar. Perolehan PAD terbesar justru datang dari lain-lain PAD yang sah dengan nilai Rp61,85 miliar atau 77,88 persen dari anggaran.
Penerimaan pajak daerah hingga 32 Juli 2021 hanya senilai Rp21,23 miliar atau 51,8 persen dari anggaran. Pajak daerah tersebut terdiri dari pajak hotel, restoran, hiburan,reklame, penerangan jalan, parkir, air tanah, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaaan (PBBP2), dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
Baca Juga
Sementara itu, retribusi daerah yang diperoleh Jembrana hingga 31 Juli 2021 hanya senilai Rp4,75 miliar. Perolehan PAD yang bersumber dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah senilai Rp9,57 miliar.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Jembrana I Dewa Gde Kusuma Antara mengatakan pihaknya tidak lagi dapat mengandalkan pajak daerah, terutama pajak hotel dan restoran, sebagai sumber PAD. Adanya pandemi Covid-19 justru meningkatkan perolehan PAD yang bersumber dari pendapatan rumah sakit umum dan puskesmas.
Menurutnya, perolehan PAD Jembrana pun terlihat tinggi karena tidak mematok anggaran yang cukup besar di tengah pandemi.
"Kita terus terang, PAD dari pajak hotel dan restoran drop, apalagi persentase hotel kita kecil, yang jelas PAD realisasinya besar karena rumah sakit dan puskesmas akibat Covid-19," katanya kepada Bisnis, Senin (23/8/2021).
Menurutnya, dalam kondisi normal, sumber tertinggi PAD Jembrana ada pada pajak bumu dan bangunan perdesaan dan perkotaaan (PBBP2) dan bea perolahan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB). Potensi PAD dari dua katagori tersebut kemungkinan akan meningkat seiring dengan rencana pemerintah pusat membangun tol Denpasar - Gilimanuk.
"Nanti kan dengan adanya tol akan ada pembebasan lahan, itu bisa menjadi sumber PAD yang tinggi," sebutnya.