Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pariwisata Bali Dibuka Oktober 2021, Wisman Boleh Datang

Bali nantinya akan lebih mengedepankan pariwisata berbasis alam dan budaya yang berkualitas dan berkelanjutan.
Wisatawan menyaksikan pementasan Tari Kecak di Daya Tarik Wisata (DTW) Uluwatu, Badung, Bali, Selasa (21/9/2021). Atraksi wisata tari kecak tersebut kembali dipentaskan perdana pada Selasa (21/9) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan membatasi jumlah penonton 50 persen dari kapasitas serta untuk mempromosikan daya tarik pariwisata di Bali./Antara-Nyoman Hendra Wibowo.
Wisatawan menyaksikan pementasan Tari Kecak di Daya Tarik Wisata (DTW) Uluwatu, Badung, Bali, Selasa (21/9/2021). Atraksi wisata tari kecak tersebut kembali dipentaskan perdana pada Selasa (21/9) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan membatasi jumlah penonton 50 persen dari kapasitas serta untuk mempromosikan daya tarik pariwisata di Bali./Antara-Nyoman Hendra Wibowo.

Bisnis.com, DENPASAR — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif belum dapat memastikan negara-negara mana saja yang diizinkan mengunjungi Bali pada pembukaan pariwisata Oktober 2021 nanti.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan hingga saat ini masih memantau negara-negara mana saja yang potensial terkait pembukaan pariwisata Bali. Akhir bulan ini, pihaknya baru akan membahas negara-negara mana saja yang potensial untuk mengunjungi Bali.

Menurutnya, penentuan negara yang potensial tersebut harus menyesuaikan dari sisi penanganan Covid-19 dan adanya varian baru Covid-19.

"Negara-negara masih kita pantau dan kita miliki beberapa target potensial, dan rencananya tanggal 30 kita ini bahas, karena harus sesuaikan dengan penanganan covid maupun varian baru yang kita pantau secara ketat," katanya, Jumat (24/9/2021).

Sandi menjelaskan, Bali nantinya akan lebih mengedepankan pariwisata berbasis alam dan budaya yang berkualitas dan berkelanjutan. Indonesia tidak hanya terbuka pada kedatangan wisatawan mancanegara, tetapi idnustri diminta harus menyiapkan wisata bebasis budaya, berbasis desa wisata, maupun ecotourism.

"Ini akan menjadi ritme dan tren baru pariwisata Indonesia pasca pandemi," sebutnya.

Dalam perkembangan berbeda, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan para Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di negara-negara anggota ASEAN dapat turut mempromosikan Pulau Dewata karena daerah setempat sudah sangat siap menerima kunjungan wisatawan mancanegara.

"Dalam kurun beberapa hari ini kasus aktif di Bali melandai, angka kesembuhan selalu di atas kasus aktif harian. Bahkan saat ini PPKM di Bali telah diturunkan menjadi level 3," kata Wagub Bali dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Jumat.

Wagub yang biasa disapa Cok Ace itu sebelumnya menyampaikan pernyataan tersebut dalam Forum Brainstorming Kepala Perwakilan RI di Kawasan Asia Tenggara terkait dengan "Kesiapan Bali dalam menerima Wisatawan Mancanegara dan Penjajakan Pembentukan Travel Bubble dengan negara ASEAN" secara virtual, Kamis (23/9).

Selain itu, lanjut dia, sudah tidak ada lagi zona merah di Bali. Lima kabupaten berada di zona kuning dan empat lainnya zona oranye.

Menurut guru besar ISI Denpasar ini, Pemprov Bali telah menyiapkan grand design penerimaan wisatawan mancanegara mulai dari kedatangan, karantina, perjalanan selama di Bali hingga keberangkatan kembali ke negara asal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper