Bisnis.com, DENPASAR — Sektor pertanian pada awalnya menjadi salah satu pilar pembangunan Bali pada tahun 1960-an. Namun, seiring waktu sektor pertanian terus mengalami penurunan kontribusi dalam struktur ekonomi Bali menyusul semakin dominannya sektor pariwisata.
Guru Besar Ekonomi Universitas Udayana Made Suyana Utama mengatakan sekitar tahun 1968-1969, ada tiga pilar pembangunan Bali yakni pariwisata, pertanian, pariwisata, dan industri kecil. Kemudian, beberapa periode berikutnya sektor pariwisata langsung diunggulkan.
Sementara itu, sektor pertanian justru kontribusinya pada perekonomian semakin menurun. Meskipun demikian, nilai tambah dari sektor pertanian tetap terpantau meningkat rata-rata 2,25 persen dari 1980 sampai dengan 2020.
"Sektor pariwisata dan industri meningkat cukup keras, terutama yang berkaitan dengan jasa," katanya, Kamis (9/9/2021).
Suyana memerinci tiga penyebab penurunan kontribusi sektor pertanian. Pertama, efek peningkatan pendapatan yang terjadi setiap tahun telah menyebabkan penurunan permintaan pada bahan makanan. Kedua, efek teknologi, yakni sebelum dibangunnya teknologi pertanian telah lebih dulu dikembangkan sektor non pertanian seperti misalnya industri pupuk.
Terakhir, dampak urbanisasi, yang menyebabkan harga di tingkat petani begitu rendah dibandingkan dengan tingkat konsumen.
Baca Juga
"Misalnya kubis di tingkat petani Rp3.000 per kilogram, di mal mencapai Rp12.000 per kilogram. Ada Rp9.000 atau tiga kali lipat diminati non pertanian," sebutnya.