Bisnis.com, MATARAM - Inflasi gabungan Kota Mataram dan Bima pada Juli 2021 sejumlah 0,09 poin atau lebih rendah dibandingkan inflasi Juli 2020 dengan inflasi 0,17 (yoy).
Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat Kelompok pengeluaran yang memberi andil terhadap inflasi antara lain makanan dan minuman dan tembakau sejumlah 0,082 poin, pakaian dan alas kaki 0,0285, kelompok pengeluaean perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sejumlah 0,0037.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS NTB Mohammad Saphoan menjelaskan komoditas dominan penyumbang inflasi gabungan Kota Mataram dan Bima antara lain tomat sejumlah 0,1537, ikan bandeng 0,1466, daging sapi 0,0890, cabai rawit 0,0589, dan tongkol yang diawetkan sejumlah 0,0560.
"Di Kota Mataram komoditas daging sapi penyumbang inflasi paling besar dengan nilai 0,0957 dan di Bima komoditas penyumbang inflasi adalah tomat sejumlah 0,2706," jelas Saphoan, Rabu (4/8/2021).
Komoditas dari kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang menyumbang inflasi karena mengalami kenaikan antara lain tomat, ikan bandeng dan ikan bolu, ada juga kenaikan daging sapi, cabe rawit dan tongkol yang diawetkan. Sedangkan komoditas dari kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki yang mengalami kenaikan antara lain ongkos laundry, naiknya harga seragam sekolah wanita dan harga jeans wanita.
"Kenaikan juga terjadi dari komoditas kelompok pengeluaran kesehatan seperti naiknya harga vitamin, obat flu, obat gosok, obat batuk dan obat sakit kepala. Sedangkan komoditas kelompok pengeluaran teknologi informasi dan jasa keuangan di sumbang oleh naiknya biaya pulsa ponsel," jelas Saphoan.
Selain itu, komoditas penahan laju inflasi adalah turunnya tarif angkutan udara pada kelompok pengeluaran transportasi dan emas perhiasan, jam tangan pada kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya. (K48)