Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Pariwisata Terpuruk, Bali Harus Gali Peluang Sektor Lain

Selain pariwisata, Bali masih memiliki sejumlah sektor yang masih bisa dimanfaatkan untuk mendukung pemulihan ekonomi di Pulau Dewata tersebut.
Pelabuhan Sanur yang menjadi objek vital di Kota Denpasar ini merupakan tempat penyeberangan bagi kapal-kapal kecil ke pulau-pulau di sekitar Bali, seperti Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Nusa Lembongan, serta Pulau Gili Terawangan di Lombok, NTB. /Kementerian BUMN
Pelabuhan Sanur yang menjadi objek vital di Kota Denpasar ini merupakan tempat penyeberangan bagi kapal-kapal kecil ke pulau-pulau di sekitar Bali, seperti Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Nusa Lembongan, serta Pulau Gili Terawangan di Lombok, NTB. /Kementerian BUMN

Bisnis.com, DENPASAR – Pertanian dinilai masih menjadi sektor paling potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal I/2021 terkontraksi minus 5,24 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau minus 9,85 persen secara tahunan. Ekonomi Bali yang didominasi sektor pariwisata telah mengalami pertumbuhan negatif sejak kuartal I/2020.

Pada kuartal I/2020, pertumbuhan ekonomi Bali minus 1,2 persen. Pertumbuhan ekonomi kembali terkontraksi pada kuartal II/2020 sebesar minus 11,06 persen. Begitu juga pada kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020, pertumbuhan ekonomi Bali terkontaksi masing-masing 12,32 persen dan 12,21 persen.

Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Bali pada 2020 menjadi yang terendah. Pada 2020, laju pertumbuhan ekonomi kumulatif Bali berada pada level minus 9,31 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 6,33 persen, 5,56 persen pada 2017, 6,31 persen pada 2018, dan 5,60 persen pada 2019.

Ekonom dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Ida Bagus Raka Suardana mengatakan perekonomian Bali yang sangat bergantung pada pariwisata telah membuat ekonomi menjadi sangat terpuruk. Hingga saat ini, hanya ada dua sektor yang masih mengalami pertumbuhan positif yakni kesehatan dan informasi komunikasi.

Sementara itu, terpuruknya sektor pariwisata membuat ekonomi beralih ke sejumlah sektor seperti kuliner maupun perdagangan. Kondisi ini membuat Bali dinilai harus melakukan tranformasi ekonomi, terutama ke sektor pertanian.

Menurutnya, hampir semua kabupaten di Bali memiliki potensi pada sektor pertanian kecuali Badung dan Denpasar. Meskipun sebelumnya Badung dan Denpasar merupakan daeah penghasil produk pertanian yang cukup unggul di Bali.

Di Badung dengan daerah Mengwi menjadi penghasil padi dan Denpasar dengan daerah Renon yang juga sebagai penghasil padi.

"Dulu Badung adalah daerah penghasil produk pertanian yakni di Mengwi dengan padi dan Denpasar sebelum tahun 1980 yakni Renon adalah penghasil padi nomor satu di Bali, tapi setelah 80-an Renon menjadi Civic Centre, kenapa tidak bikin saja, ide itu baru belakangan muncul setelah Udayana [universitas pindah], jadi sekarang yang tidak berpotensi [pertanian] adalah Badung dan Denpasar," katanya, Selasa (22/6/2021).

Suardana menilai selain pertanian, memang ada sejumlah sektor lain yang berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bali di masa depan, yakni ekonomi kreatif, pariwisata, dan digital. Di sektor ekonomi kreatif, Bali memiliki peluang besar meski kurang mendapatkan sentuhan seperti teknik pengemasan.

"Dari pertanian, ekonomi kreatif, pariwisata, dan dunia digital, paling memungkinkan dalam waktu dekat adalah pertanian," sebutnya.

Meskipun memiliki potensi, ia mengatakan pengembangan pertanian di Bali saat ini dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Mulai dari risiko tanaman mudah rusak, kurangnya sentuhan teknologi, rendahnya partisipasi generasi muda, luas lahan yang tidak ekonomis, hingga kompetensi generasi muda yang rendah di sektor pertanian.

Meskipun memiliki tantangan, Suardana melihat kebijakan pemerintah daerah maupun pusat saat ini mulai mendukung pengembangan sektor pertanian.

Pengembangan sektor pertanian yang bisa dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bali pun tidak sebatas pertanian dalam skala kecil atau on farm berupa bercocok tanam, tetapi juga hilirisasi dengan pengembangan teknologi hingga perikanan.

"Dalam situasi ini harapan pertanian sulit, pandemi berakhir, sektor pariwisata juga susah, karena sulit modal untuk bangkit, apakah pertanian, ya hanya itu. Jika pun pariwisata sudah hidup, tetap harus dilakukan sinergi terhadap pertanian," sebutnya.

Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Rizki Ernadi Wimanda mengaku hingga saat ini memang belum dilakukan kajian mengenai sejauh mana diversfikasi sektor pertanian mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Bali.

Namun, dengan potensi yang luar biasa pada sektor pertanian, dirinya meyakini sektor tersebut akan memberikan andil besar bagi Bali.

"Kita belum hitung tetapi potensinya luar biasa, apalagi ada digitalisasi yang akan mempermudah kita," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper