Bisnis.com, DENPASAR - Kota Denpasar dan Singaraja Bali mengalami deflasi bulanan masing-masing 0,59 persen dan 0,50 persen pada Mei 2021.
Secara inflasi tahunan, Denpasar mengalami Inflasi 0,81 persen pada Mei 2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya year on year (yoy). Tingkat inflasi tahunan Singaraja terhitung lebih tinggi yakni 2,87 persen (yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Hanif Yahya mengatakan realisasi inflasi tersebut berkaitan dengan Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah yang jatuh pada Mei 2021. Sehingga terjadi pergerakan harga akibat perayaan tersebut.
"Mei ini terdapat perayaan Idul Fitri dan merupakan bulan ke-15 Covid-19 yang mempengaruhi tingkat inflasi di Denpasar dan Singaraja," kata dia dalam siaran pers secara virtual, Rabu (2/6/2021).
Lebih lanjut, kelompok penyumbang deflasi terbesar Denpasar, yakni perlengkapan rumah tangga 4,29 persen, dan makanan 0,26 persen. Sedangkan di Singaraja, kelompok makanan 0,59 persen, dan informasi 0,05 persen.
Komoditas penyumbang deflasi terbesar di Denpasar, yakni canang sari, cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, tarif angkutan udara, baju kaos tanpa kerah pria, jeruk, popok bayi sekali pakai, dan sawi putih.
Baca Juga
Sementara itu, komoditas penyumbang deflasi terbesar di Singaraja yakni cabai rawit, cabai merah, bawang merah, terong, telepon seluler, daging babi, pisang, jeruk, es krim, dan ikan kakap merah.
Pada Mei 2021, di Denpasar komponen inti (core) tercatat deflasi 0,39 persen, dan Singaraja inflasi 0,09 persen. Komponen bergejolak (volatile) tercatat mengalami deflasi 0,27 persen di Denpasar, dan Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Kemudian, komponen harga diatur pemerintah (administered) di Denpasar dan Singaraja mengalami deflasi masing-masing 1,86 persen dan 2,49 persen.
Hal itu ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2021 mengalami penurunan 105,16 dari April 2021 sebesar 105,78 (2018=100).