Bisnis.com, DENPASAR — Tingkat keterisian penumpang Trans Metro Dewata cenderung mengalami pertumbuhan sejak mulai beroperasi pada September 2020 lalu.
Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis, tingkat keterisian penumpang (load factor) Trans Metro Dewata per September 2020 adalah sebesar 12,42 persen dengan total 20.865 penumpang. Load factor sedikit meningkat pada Oktober 2020 menjadi 12,44 persen dengan jumlah 30.273 penumpang.
Kemudian, pada Oktober 2020, load factor melejit ke 21,3 persen dengan jumlah 35.786 penumpang. Akhir 2020 ditutup dengan load factor 21,68 persen atau sebanyak 98.007 penumpang.
Selanjutnya, mulai 2021, jumlah penumpang Trans Metro Dewata teus bertambah. Per Januari 2012, ada sebanyak 116.067 penumpang, meskipun load factornya turun menjadi 19,11 persen. Namun, load factor kembali melejit ke level 24,78 persen dengan jumlah 136.678 penumpang.
Pada Maret 2021, jadi rekor tertinggi load factor Trans Metro Dewata yang berada di level 27,38 persen atau sebanyak 170.379 penumpang.
Direktur Utama Satria Trans Jaya Ketut Edi Dharma Putra, salah satu operator yang tergabung dalam konsorsium operator Trans Metro Dewata, mengatakan load factor Trans Metro Dewata memang masih terbatas karena penerapan protokol kesehatan. Di tengah pandemi, Trans Metro Dewata hanya bisa melayani hingga 10 penumpang di dalam bus. Jika jumlah penumpang lebih banyak, maka akan dialihkan ke armada selanjutnya.
Baca Juga
"Sekarang kan maksimal 10 orang yang masuk, kita belum boleh berikan pure begitu, kalau lebih dari 10, tidak boleh kita angkut," katanya kepada Bisnis, Senin (26/4/2021).
Menurutnya, Trans Metro Dewata mulai menarik perhatian masyarakat Bali. Terlebih, biaya yang dikenakan masih gratis dan difasilitasi anggaran oleh pemerintah pusat.
Meskipun demikian, ke depannya, Trans Metro Dewata dipastikan akan memungut pembyaraan. Namun, biayanya dipastikan akan sangat terjangkau. Biaya gratis masih akan dikenakan hingga menunggu hasil evaluasi dan aba-aba dari pemerintah pusat.
"Karena tujuan pemerintah bagaimana menarik minat masyarakat penggunan yang tadinya memakai kendaraan pribadi beralih ke umum, dengan beralih ke umum akan bisa menekan laju pertumbuhan kendaraan prbadi, ini merupakan solusi," sebutnya.