Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badai Seroja Tenggelamkan Sebagian Desa di Kupang

Bencana alam banjir bandang mengakibatkan 15 orang korban, terdiri atas 12 orang yang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan tiga lainnya masih dinyatakan hilang.
Sejumlah nelayan mengumpulkan kembali puing-puing kapal motor yang hancur serta mengumpulkan pukat yang ikut tenggelam akibat siklon Seroja di TPI Tenau, Kota Kupang, NTT, Kamis (8/4/2021). Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan NTT sebanyak 16 kapal alami rusak berat dan tenggelam dengan kerugian seluruhnya diperkirakan mencapai Rp4,8 miliar./Antara-Kornelis Kaha.
Sejumlah nelayan mengumpulkan kembali puing-puing kapal motor yang hancur serta mengumpulkan pukat yang ikut tenggelam akibat siklon Seroja di TPI Tenau, Kota Kupang, NTT, Kamis (8/4/2021). Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan NTT sebanyak 16 kapal alami rusak berat dan tenggelam dengan kerugian seluruhnya diperkirakan mencapai Rp4,8 miliar./Antara-Kornelis Kaha.

Bisnis.com, KUPANG - Pemerintah Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan ada 12 orang yang telah ditemukan meninggal dunia akibat terseret banjir dalam peristiwa badai siklon tropis Seroja yang melanda daerah itu pada Minggu (4/4) lalu, sedangkan tiga lainnya masih hilang.

Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Kupang, Obet Laha ketika dihubungi di Kupang, Minggu (11/4/2021), mengatakan bencana alam banjir bandang mengakibatkan 15 orang korban, terdiri atas 12 orang yang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan tiga lainnya masih dinyatakan hilang.

Menurut dia dari 12 korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia itu delapan orang di antaranya merupakan warga Kabupaten Kupang sedangkan empat lainnya berasal dari Kota Kupang dan Kabupaten Alor. Saat peristiwa itu, korban berada di wilayah Kabupaten Kupang.

Ia mengatakan 12 korban yang meninggal dunia itu saat bencana alam menerjang wilayah Desa Ponain, Kecamatan Amarasi dan desa Bokong, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.

Disebutkannya bahwa tiga korban yang masih dinyatakan hilang berasal dari Desa Tanini, Kecamatan Takari satu orang dan dua lainnya dari Desa Fatunaus, Kecamatan Amfoang Utara.

"Proses pencarian terhadap tiga korban yang masih dinyatakan hilang itu masih dilakukan warga bersama aparat pemerintah kecamatan dan desa setempat," katanya.

Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Kupang akan terus berupaya mengatasi bencana alam yang melanda masyarakat kabupaten yang berbatasan dengan Distrik, Oecusse, negara tetangga Timor Leste itu.

"Pemerintah akan berupaya mengatasi bencana alam yang menimpa warga Kabupaten Kupang secara maksimal," demikian Obet Laha.

Dalam perkembangan berbeda, sebagian Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tenggelam diterjang Siklon Tropis Seroja yang pada 4-5 April 2021 lalu, tetapi tidak ada korban jiwa.

"Semua mata dan telinga mengarah ke Flores Timur dan Lembata, sehingga suara kami tidak didengar. Kami juga kesulitan menyampaikan informasi keluar karena tidak ada akses telepon maupun internet. Listrik pun padam," kata salah seorang warga Desa Tunbanun Erasmus Siki kepada Antara, Minggu.

Menurut dia, longsor yang menerjang sebagian desa itu telah menyebabkan 294 kepada keluarga kehilangan tempat tinggal, tetapi semua warga selamat karena sudah meninggalkan rumah-rumah mereka sebelum terjadi longsor.

Badai Seroja Tenggelamkan Sebagian Desa di Kupang

Sejumlah anak sedang menatap kampung halaman mereka di Desa Nunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang diterjang siklon tropis Seroja pada 4-5 April lalu./Antara-Bernadus Tokan.

Dia mengatakan warga desa berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat aman pada Sabtu, (3/4) setelah mendapat informasi dari Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai kemungkinan adanya banjir dan longsor.

Kondisi terparah terjadi di Kampung Nefo yang dihuni lebih dari 400 jiwa karena puluhan rumah penduduk hilang tenggelam, katanya.

Banjir dan longsor yang terjadi di desa itu, selain menghancurkan rumah-rumah penduduk, tanaman petani yang sudah siap panen pun semuanya terbawa longsor.

Saat ini para korban masih ditampung di posko bencana Gereja Siloam serta sebagian lagi ditampung di rumah keluarga terdekat, kata warga lainnya Jems Fointuna.

"Sebagian warga desa ini sedang berada di penampungan. Mereka belum kembali ke desa. Hanya ada beberapa orang tua dan anak-anak," katanya.

Dia berharap, adanya uluran tangan dari para pihak untuk membantu meringankan beban para korban, terutama mereka yang kehilangan tempat tinggal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper