Bisnis.com, MATARAM - Jual beli mutiara secara online menumbuhkan penjualan mutiara Lombok yang sempat anjlok total sejak 2020 karena pandemi Covid-19.
Pesanan dari luar Nusa Tenggara Barat (NTB) secara online sejak 6 bulan terakhir membuat penjual mutiara bergeliat kembali. Ketua Asosiasi Pedagang dan Pengerajin Mutiara Lombok, Fauzi menjelaskan geliat penjualan mutiara saat ini mengandalkan pasar online.
"Sejak 6 bulan terakhir kami mencoba pasar online, dengan menjual mutiara di marketplace dan juga menerima pesanan langsung dari luar daerah seperti Surabaya, Jakarta, Makassar hingga Papua," jelas Fauzi kepada Bisnis, Jumat (26/3/2021).
Fauzi yang memiliki usaha mutiara di Sekarbela, Mataram ini menjelaskan dengan hidupnya pasar online penjualan mutiara sudah tumbuh 30 persen walaupun masih sulit kembali seperti sebelum pandemi dan gempa pada 2018.
"Saat ini kami bisa mengirim ke luar daerah sampai 20 kali per bulan, dengan omset per bulan rata-rata Rp30 juta. Ada pengusaha juga yang mampu mengirim lebih dari itu. Memang dibandingkan pada kondisi normal sebelum pandemi dan gempa omset kami bisa Rp100 juta. Tapi hasil penjualan online sudah bisa menutupi biaya operasional," ujar Fauzi.
Kunjungan ke toko penjualan mutiara saat ini sudah mulai ada walaupun masih jauh dari ideal. "Saat ini kunjungan hanya tamu luar daerah yang datang berwisata ke Lombok, sekitar 15 sampai 30 persen dari kondisi normal," jelas Fauzi.
Baca Juga
Sementara, pengusaha mutiara di toko oleh-oleh Senggigi, Dewi Immawati menjelaskan jika penjualan oleh-oleh mutiara bergantung dengan pariwisata. "Saat kunjungan ke toko kami masih sedikit, jika sebelum pandemi kami bisa mendapat Rp10 juta per hari, saat ini Rp1 juta sulit," jelasnya kepada Bisnis.
Dewi berharap jika pariwisata segera dibuka sehingga kunjungan ke toko mutiara akan meningkat. "Kami sangat berharap pariwisata normal kembali," ungkapnya. (K48)