Bisnis.com, DENPASAR — Promo nyepi yang dilakukan sejumlah hotel di Bali dinilai tidak akan berdampak besar pada peningkatan okupansi..
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya mengatakan, setiap perayaan Nyepi, wisatawan cenderung akan memilih berlibur ke luar Bali menuju daerah wisata terdekat, misalnya, Gili Trawangan.
Adanya promo Nyepi yang diberikan sejumlah hotel dinilai tidak banyak menarik wisatawan. Pada tahun lalu, saat pandemi baru memasuki Indonesia, okupansi hotel di Bali hanya berkisar 10 sampai dengan 15 persen. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Okupansi selama Nyepi Tahun ini diproyeksi hanya sekitar 10 persen.
Baca Juga
"Paket nyepi tidak signifikan mempengaruhi tingkat hunian, apalagi masa pandemi, karena kita mayoritas di Bali adalah Hindu mereka lebih memilih Nyepi di rumah. Sementara penerbangan kita tutup, tamu banyak yang keluar Bali," katanya kepada Bisnis, Selasa (9/3/2021).
Menurutnya, di tengah pandemi, potensi wisatawan domestik untuk meningkatkan okupansi perhotelan sangatlah rendah. Kunjungan wisatawan domestik ke Bali di tengah kondisi pandemi hanya sebanyak 2.000 sampai 3.000 kunjungan per hari dengan okupansi single digit yakni 7 persen sampai 9 persen per hari.
"Itu pun belum banyak yang dibuka, sejumlah hotel ada yang temporary close. Promo nyepi saat ini itu hanya agar bisa isi okupansi, tapi potensi lokal market tidak besar," sebutnya.