Bisnis.com, DENPASAR – Bank Indonesia Perwakilan Bali meminta pengoptimalan penggunaan control atmosphere storage atau tempat penyimpanan hasil pertanian yang telah di bangun di Kabupaten Badung untuk menghindari anjloknya harga komoditas pertanian pasca panen raya yang berakibat merugikan petani.
Tekonologi CAS tersebut dibangun oleh Pemkab Kabupaten Badung, walaupun dibangun oleh Pemkab Badung, tidak menutup peluang daerah lain bisa memanfaatkan CAS tersebut dengan bekerjasama dengan Pemkab Badung.
Deputi Kepala Perwakilan BI Bali Rizki Ernadi Wimanda menjelaskan kerja sama tersebut bisa menjadi solusi petani di Bali agar terhindar dari kerugian.
“Teknologi CAS di Badung belum dimanfaatkan secara optimal, itu bisa dimanfaatkan seluruh Bali dengan kerja sama antar Pemda. Pemda lain datangi ke Pemda Badung jajaki kerja sama, wilayah mana yang setiap panen berpotensi hasilnya berlebih bisa disimpan ketika harga murah, dan bila harga sudah stabil, permintaan naik bisa dikeluarkan, dengan begitu diharapkan petani tetap untung," ujar Riski kepada Bisnis, Selasa (9/3/2021).
Teknologi penyimpanan bahan pangan CAS dibangun oleh Pemkab Badung sejak 2018, teknologi yang dibuat di Kudus, Jawa Tengah ini bisa mengawetkan bahan pangan agar tidak cepat busuk.
Dengan adanya teknologi CAS, setiap panen raya di Bali bisa menghindari petani komoditas apapun dari kerugian akibat harga yang sangat murah, seperti kasus petani salak di Karangasem dimana petani enggan panen karena harga di bawah standar dan merugikan.
"Bali harusnya bisa memanafaatkan CAS yang ada di Badung, agar ketika panen komoditas cabai, bawang maupun lainnya terhindar dari kerugian," tutupnya.(K48)