Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Pabrik Pengolahan Hasil Pertanian Senilai Rp173 Miliar di NTB Dimulai

Pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa senilai Rp83 miliar, dan pabrik pengolahan beras asalan di Kabupaten Lombok Timur senilai Rp8 miliar.
Sejumlah alat berat sedang melakukan pengerasan lahan di areal pembangunan pabrik pengolahan jagung milik Bulog di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, NTB./Antara
Sejumlah alat berat sedang melakukan pengerasan lahan di areal pembangunan pabrik pengolahan jagung milik Bulog di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, NTB./Antara

Bisnis.com, MATARAM - Dua badan usaha milik negara (BUMN) mengerjakan proyek pembangunan pabrik pengolahan hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat dengan dana yang bersumber dari penyertaan modal negara melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) senilai Rp173 miliar.

Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali di Mataram, Minggu (14/2/2021), menyebutkan dua BUMN tersebut yakni PT Boma Bisma Indra yang mengerjakan pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa senilai Rp83 miliar, dan pabrik pengolahan beras asalan di Kabupaten Lombok Timur senilai Rp8 miliar.

Selain itu, PT Brantas Abipraya yang melaksanakan pembangunan pabrik pengolahan jagung di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, senilai Rp82 miliar. "Progres pelaksanaan pembangunan ketiga proyek sudah mencapai 30 persen saat ini, dan ditargetkan rampung pada Juni-Juli 2021," katanya.

Ia mengatakan proses tender pembangunan pabrik pengolahan beras dan jagung tersebut dilakukan di kantor pusat Bulog di Jakarta pada 2020.

Kantor Wilayah Bulog NTB bertindak sebagai pihak pengawas pelaksanaan pembangunan proyek sekaligus sebagai pengguna ketiga pabrik tersebut.

"Proses tender dilakukan di Jakarta, Bulog NTB sebagai user (pengguna) dan supervisor pengawas," ujarnya.

Abdul menjelaskan tujuan pembangunan ketiga pabrik pengolahan hasil pertanian tersebut adalah untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengoptimalkan penyerapan gabah atau beras serta jagung hasil produksi petani di NTB, yang relatif melimpah setiap tahun.

Beras yang sudah diolah akan dijual melalui program operasi pasar dalam rangka ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan. Selain itu, sebagian beras olahan akan dikirim ke daerah yang defisit produksi padi serta untuk cadangan pangan daerah ketika terjadi bencana.

"Jagung akan diolah menjadi pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper