Bisnis.com, DENPASAR - Berdasarkan data Balai Karantina Pertanian Denpasar ekspor biji kopi pada 2020 meningkat drastis hingga 47 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya secara year on year (yoy).
Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar Putu Terunanegara mengatakan pada 2020 ekspor biji kopi mencapai 95 ton atau senilai Rp7,6 miliar, jumlah ini meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 50 ton dengan nilai ekspor Rp3,9 miliar.
Adapun negara tujuan ekspor biji kopi seperti US, UAE, Singapura, Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, Saudi Arabia, dan Hongkong. Sementara pada 2020 ekspor terus merambah hingga Belanda dan Australia.
"Dengan tingginya nilai ekspor ini, menunjukkan produk kopi Bali memiliki kualitas yang diminati dunia," tuturnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (26/1/2021).
Selain kopi, komoditas pertanian lainnya di Pulau Dewata yang menjadi primadona dunia seperti vanili, manggis, mete, kakao, buah naga, dan mangga.
"Secara kuantitas ekspor vanili dan manggis memang menurun, namun dari segi harga mengalami peningkatan," jelas Terunanegara.
Baca Juga
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Lanang Aryawan mengatakan kopi memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan di Bali, adapun saat ini lahan budidayanya mencapai 35.000 - 37.000 hektare.
Untuk kopi arabika seluas 13.000 - 14.000 hektare, dan kopi robusta mendominasi sekitar 23.000 - 24.000 hektare.
Sementara itu, lanjutnya, pada musim panen raya, setiap harinya kopi beras atau biji kopi kering dapat diperoleh hingga 15 ton. "Kopi memang menjadi komoditas andalan yang diekspor dari Bali," kata Lanang.