Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank Pembangunan Daerah atau BPD Bali berhasil membukukan laba senilai Rp512,61 miliar, atau tumbuh sebesar 6 persen dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya senilai Rp484,86 miliar.
Dikutip dari laporan keuangan yang dipublikasikan, meningkatkan kinerja bank berkantor pusat di Denpasar ini ditopang oleh laju penyaluran kredit yang cukup kencang pada periode Januari-Desember 2019 lalu. Tercatat, total kredit yang disalurkan oleh bank milik 9 pemkab dan pemkot serta pemprov Bali ini mencapai Rp18,4 triliun atau tumbuh sebesar 12% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Untuk penyaluran kredit, kami tumbuh dan melebih target yang dicanangkan. Ini sangat membanggakan dan hasil upaya bersama kami untuk terus meningkatkan kinerja BPD Bali,” ujar Dirut BPD Bali I Nyoman Sudharma, Rabu (11/3/2020).
Penyaluran kredit tersebut ditopang oleh segmen KUR yang pada satu tahun lalu berhasil disalurkan senilai Rp955 miliar. Segmen KUR sangat diminati di Pulau Dewata dikarenakan tumbuh suburnya sektor UMKM yang sangat terbantu dengan kredit dengan suku bunga terjangkau tersebut. Selain topangan kredit, kinerja bank dengan logo Bali Dwipa itu juga ikut disokong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Hingga akhir Desember tahun lalu, total DPK BPD Bali mencapai Rp20,06 triliun, naik 11,5% dibandingkan raihan tahun sebelumya Rp18,01 triliun. Komposisi DPK bank ini didominasi oleh tabungan Rp10,05 triliun,simpanan berjangka Rp7,17 triliun dan giro Rp2,8 triliun.
Pertumbuhan tertinggi segmen DPK adalah untuk jenis simpanan berjangka yang mengalami lonjakan hingga 63,52% dibandingkan tahun sebelumnya. Sudharma mengungkapkan keberhasilan mempertahankan kinerja dengan baik juga dipengaruh oleh kemampuan manajemen dalam mengelola kredit bermasalah.
Total rasio kredit bermasalah atau NPL gross hingga akhir tahun lalu berhasil diturunkan menjadi 2,61% dari sebelumnya 3,7%. Kunci penurunan ini dari kemampuan mitigasi risiko oleh analis kredit.
“Untuk tahun lalu mitigasi dilakukan dengan cermat, analis kredit kami di lapangan sudah diupgrade dengan kemampuan yang lebih baik seiring upayameningkatkan kapasitas analis kredit,” jelasnya.
Pada 2020, rasio kredit bermasalah akan kembali ditekan. Dia optimistis bisa mencapainya, karena petugas analisis kredit kini memiliki metode peniliain dengan cepat dan cermat untuk memberikan penilaian terhadap nasabah.
Tidak saja berhasil menjaga margin keuntungan di level positif, BPD Bali juga mampu menjaga rasio keuangan. Hal ni tercermin dari total return ofasset (ROE) tercatat 18,18%; BOPO 70,87%; dan loan to deposit ratio (LDR) 91,72%.
Adapun total aset yang dibukukan bank yang sahamnya paling banyak dimiliki Pemkab Badung ini mencapai Rp24,65%.