Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

7 Warga Lombok Barat Terpapar Merkuri Berat

Tujuh warga di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat terpapar bahan kimia merkuri berat.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, MATARAM - Tujuh warga di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat terpapar bahan kimia merkuri berat.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, mengungkapkan tujuh warga yang terpapar merkuri tersebut, merupakan penambang liar yang melakukan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di pegunungan Sekotong, Lombok Barat.

"Mereka yang terpapar merkuri ini rata-rata sudah di ambang batas," ujarnya di Mataram, Senin (5/8/2019).

Ia menjelaskan, para penambang yang terpapar merkuri ini diketahui setelah Universitas Indonesia (UI) melakukan penelitian terhadap para penambang pada tahun 2016 dan hasilnya baru diketahui pada tahun 2017.

"Jadi mereka yang terpapar merkuri ini usianya masih produktif. Tapi meski masih produktif karena terpapar merkuri tenaga mereka sudah menurun," terang Eka.

Menurut Eka, pihaknya khawatir dampak dari merkuri tersebut. Karena, jika berlangsung lama maka akan mengenai yang lainnya. Ia mencontohkan, dampak paling mengkhawatirkan dari merkuri tersebut pada manusia, terutama pada ibu hamil dikhawatirkan anak yang dilahirkan mengalami cacat, seperti kasus Minamata di Jepang.

"Inilah yang kita khawatirkan dampaknya. Karena selain berdampak pada manusia, lingkungan di Sekotong saat ini juga sudah ikut tercemar," ucap Eka.

Karena itu, untuk mencegah dampak yang lebih buruk, pihaknya telah meminta agar segala aktivitas Peti di Sekotong dihentikan. Tidak hanya di Sekotong di lokasi Peti lainnya di NTB juga harus dihentikan.

Di samping itu, untuk meminamalisir dampak yang sudah terjadi, pihaknya juga akan segera menyusun rencana aksi daerah yang salah satunya bentuk kegiatannya, yakni memberikan edukasi kepada penambang, keluarga penambang dan lingkungan penambang untuk tidak melakukan Peti lagi.

"Edukasi ini penting dilakukan supaya mendorong masyarakat berhenti dan tidak menggunakan merkuri," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper