Bisnis.com, DENPASAR – Pasar Badung akan mulai beroperasi pada 24 Februari 2019 mendatang dengan menerapkan sistem transaksi nontunai atau online.
Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Denpasar IB Kompyang Wiranata mengatakan pembukaan akan dibagi dua yakni soft opening pada 24 Februari 2019 oleh Wali Kota Denpasar IB Rai Mantra dan Grand Opening pada 12 Maret 2019 yang rencananya dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Saat ini persiapan teknis mengenai sarana prasarana dan rambu-rambu di Pasar Badung sedang dikebut.
Menurutnya, tidak ada penambahan pedagang baru yang menempati Pasar Badung. Sebanyak 1.698 pedagang lama akan terakomodir seluruhnya untuk kembali menempati Pasar Badung. Saat ini, masing-masing pedagang telah mendapatkan pembagian kios dan los. Pedagang juga sudah mulai mengisi kios dan los mereka.
“Jadi mulai 24 Februari 2018 pedagang di Pasar Badung sudah mulai berjualan, para pembeli sudah dapat melakukan aktivitas,” katanya, Selasa (19/2/2019).
Menurutnya, perbedaan yang sangat signifikan terjadi pada Gedung Baru Pasar Badung ini adalah hadirnya layanan teknologi. Tidak hanya pungutan maupun iuran ke pedagang yang dilakukan secara nontunai, pembeli juga dapat melakukan transaksi elektronik selama berbelanja.
PD Pasar Denpasar akan bekerja sama dengan BPD Bali dan juga sejumlah aplikasi pembayaran untuk merealiasikan hal tersebut. Selain itu, pembayaran parkir hingga tarif toilet juga akan dilakukan secara non tunai.
“Kita masih mengakomodir untuk transaksi konsumen dengan non tunai,” katanya.
Sejumlah standarisasi bangunan juga diterapkan untuk mencegah terjadi kebakaran yang pada 2016 lalu telah merugikan sebagian besar pedagang di Pasar Badung. Setidaknya dari 2 tahun pembangunan, gedung baru Pasar Badung dipastikan memiliki sejumlah alat pemadam kebakaran mumpuni mulai dari sprinkler hingga hydrant.
Menurutnya, pembinaan ke pedagang untuk menghindari kejadian serupa juga terus diupayakan. Terlebih, sebagian besar kasus kebakaran pasar rakyat terjadi diawali dari kelalaian. Khusus di Denpasar, kebakaran pasar biasa dimulai karena pedagang lupa mematikan dupa maupun kompor dan meninggalkan kios begitu saja.
“Trennya pasar rakyat di mana pun memang sering terjadi kebakaran, tetapi kami berupaya meminimalisasi kejadian tersebut,” katanya.