Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Tahun, Pemeliharaan Pembangkit PLTU Celukan Bawang Ditunda

Pemeliharaan pembangkit PLTU Celukan Bawang yang harusnya dilakukan pada Desember 2018 akan diundur ke Januari 2019 untuk memastikan pasokan listrik yang disalurkan kepada pelanggan dapat maksimal.
Ilustrasi PLTU/ANTARA -Iggoy el Fitra
Ilustrasi PLTU/ANTARA -Iggoy el Fitra

Bisnis.com, DENPASAR – Pemeliharaan pembangkit PLTU Celukan Bawang yang harusnya dilakukan pada Desember 2018 akan diundur ke Januari 2019 untuk memastikan pasokan listrik yang disalurkan kepada pelanggan dapat maksimal.

Adapun beban puncak tertinggi penggunaan listrik di Bali selama libur natal dan tahun baru diprediksi akan mencapai 956,8 MW atau meningkat 9% dari kondisi normal seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali Nyoman Suwarjoni Astawa mengatakan keputusan untuk melakukan penundaan pemeliharaan pembangkit perlu dilakukan karena pemakaian listrik yang meningkat akibat tingginya kunjungan wisatawa.

Penundaan pemeliharaan ini merupakan salah satu upaya PLN agar pasokan listrik selama libur natal dan tahun baru aman.

Keputusan penundaan pemeliharaan ini sudah berdasarkan penilaian semua pihak, dari PLN maupun pihak PLTU Celukan Bawang. Sehingga dipastikan, keputusan untuk mengundur legiatan pemelihraan satu bulan lamanya tidak akan mempengaruhi kinerja pembangkit.

“Kita sudah bicarakan dari sisi Teknis PLTU Celukan Bawang sudah menilai akan aman,” katanya, Kamis (20/12/2018).

Jadwal pemiliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar Marine Guel Oil (MFO) di Nusa Penida tetap dilakukan dan ditarget rampung minggu ini.

Selama ini PLTD di Nusa Penida tidak bisa digunakan maksimal karena mesin yang belum mampu menggunakan bahan bakar CPO dengan baik. Setelah pemeliharaan, diharapkan mesin dapat beropasi maksimal.

Adapun di Nusa Penida terdapat 7 unit mesin MFO yang mampu mensuplai listrik hingga 11 MW. Sementara, beban puncak pemakaian listrik di Nusa Penida hanya 7,4 MW.

Dia pun memastikan, pasca pemiliharaan, pasokan listrik di Nusa Penida akan aman.

“Selama ini pasokan listrik di Nusa Penida mengalami deficit karena ada masalahb mesin yang belum baik dalam menerima CPO,” katanya.

Beban trafo gardu induk di Bali juga relative aman karena berada dibawah 60%. Hanya, satu unit gardu di Sanur dan satu unit di kapal yang beban trafo masing-masing mencapai 65,6% dan 62,2%.

Menurutnya, idelanya beban trafo maksimum adalah sebesar 60% agar bisa mengantisipasi beban trafo lain yang mengalami masalah.

Walaupun beban dua unit trafo tersebut lebih drai 60%, namun unit trafo didekatnya tetap berada jauh dibawah 60% sehingga mampu memikul ebban jika terjadi kerusakan.

“Jadi kita pastikan walaupun ada pemadaman [trafo bermasalah], itu tidak akan lama,” katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper