Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Rumah Plastik Singaraja Diekspor ke Berbagai Negara

Produk hasil pengolahan Rumah Plastik di Bali ternyata sangat diminati oleh masyarakat atau konsumen di luar negeri.
Produk Rumah Plastik Singaraja diekspor ke berbagai negara / Istimewa
Produk Rumah Plastik Singaraja diekspor ke berbagai negara / Istimewa

Bisnis.com, SINGARAJA – Produk hasil pengolahan sampah plastik di Bali ternyata sangat diminati oleh masyarakat atau konsumen di luar negeri. Terbukti hasil produk Rumah Plastik Singaraja, di Kabupaten Buleleng, berhasil diekspor ke sejumlah negara.

Owner Rumah Plastik, Putu Eka Darmawan, menjelaskan bahwa paling banyak produknya diekspor ke Jepang dan ke sejumlah negara Eropa seperti Spanyol, Jerman, hingga Belanda.

"65% market kami di luar negeri, terutama Jepang yang secara rutin melakukan order," ucap Putu Eka Darmawan kepada Bisnis dikutip Rabu (4/6/2025).

Produk yang diekspor mulai gantungan kunci, coaster hingga wall panel atau papan yang nantinya akan diolah lagi menjadi berbagai furniture.

Kepercayaan buyer luar negeri terhadap produk Rumah Plastik diklaim karena kualitasnya. Sebelum terjadi kesepakatan, Rumah Plastik mengirim sampel atau contoh kepada buyer, contoh tersebut diuji kualitasnya oleh buyer dan setelah lolos uji coba, kesepakatan order dilakukan kedua pihak. 

Darmawan menyebut, semua buyer belum pernah datang ke lokasi pengolahan, akan tetapi mereka percaya karena kualitas dan kesadaran mereka yang sudah tinggi terhadap produk ramah lingkungan.

Hal ini berbeda dengan pasar dalam negeri yang masih belum sadar untuk menggunakan produk dari hasil daur ulang.

Darmawan mengakui belum memiliki banyak pelanggan di Bali. Untuk pasar dalam negeri mayoritas datang dari Jakarta. 

Produk dari olahan sampah plastik bisa menggantikan peran kayu misalnya wall panel bisa menggantikan triplek, sehingga penabangan kayu yang masif bisa dikurangi. "Intinya selama kayu bisa buat, kami bisa buat," katanya. 

Rumah Plastik mulai dibangun pada 2016 oleh Darmawan setelah keluar dari pekerjaannya di kapal pesiar. Ia mengaku terinspirasi dari pengelolaan sampah di kapal pesiar yang sangat bagus.

Dengan modal Rp25 juta, awalnya dia mulai menjadi pengepul sampah plastik seperti botol minuman dan jenis plastik lainnya. Plastik yang dikumpulkan kemudian dijual kepada pihak lain. 

Akan tetapi, karena menjadi pengepul tidak membuatnya berkembang, Darmawan kemudian memilih mengolah plastik sendiri.

Namun karena terkendala harga mesin yang dibutuhkan sangat mahal, dia memilih membuat mesin sendiri. 

"Saya belajar otodidak, membeli alat dan bahan bekas yang diperlukan, kemudian membuat mesin sendiri, ternyata bisa," kata Darmawan. 

Plastik yang diolah di mesin menjadi biji plastik, kemudian dikirim ke sejumlah pabrik di Jawa. Akan tetapi fluktuasi harga terus terjadi membuat Darmawan memutuskan berhenti mengirim biji plastik ke pabrik dan memilih mengolahnya menjadi berbagai jenis produk seperti saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper